EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,174.72   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 4 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 5 jam lalu, #Saham Indonesia

Susah Tembus 56 Dolar, Harga Minyak Dirantai Data

Penulis

Ketegangan di Suriah menyangga harga di level tinggi, tetapi bertambahnya jumlah sumur pengeboran minyak dalam laporan Baker Hughes terbaru disinyalir menahan reli.

Seputarforex.com - Harga minyak acuan Brent maupun WTI bergerak nyaris flat di atas $50 pada perdagangan hari Senin (10/4). Ketegangan di Suriah menyangga harga di level tinggi, tetapi bertambahnya jumlah sumur pengeboran minyak dalam laporan Baker Hughes terbaru disinyalir menahan reli.

 

Harga Minyak

 

Saat berita dirilis, kontrak berjangka Brent diperdagangkan di kisaran harga $55.30, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) berpindah tangan dengan harga sekitar $52.35 per barel. Pada Jumat lalu, harga minyak Brent sempat melesat mencapai level tertinggi satu bulan di angka $56an, tetapi perlahan melandai mendekati penutupan sesi perdagangan pasca rilis laporan Baker Hughes.

ANZ Bank, sebagaimana dikutip Reuters, menyatakan bahwa kuatnya permintaan minyak dan "latar belakang ketidakstabilan global membuat pasar sangat terseimbangkan". Namun, jumlah sumur pengeboran di AS meningkat untuk pekan ke-12 berturut-turut hingga kini mencapai total kumulatif 672 rigs, sehingga mencegah harga menembus level tinggi satu bulan di angka $56 per barel. Berdasarkan runutan Baker Hughes, angka kumulatif 672 merupakan jumlah tertinggi sejak Agustus 2015.

Menyusul rilis laporan Baker Hughes tersebut, bank investasi kawakan Goldman Sachs, mengatakan bahwa produksi minyak Amerika Serikat akan mengalami peningkatan sebanyak 215,000 barel per hari (bph) di tahun 2017. Proyeksi tersebut dibuat dengan memperhitungkan antrian backlog produksi yang ada saat ini.

Di sisi lain, penguatan indeks Dolar AS menuju level terkuat dalam tiga pekan di angka 101.180 pada akhir pekan lalu, turut menyurutkan minat investor pada komoditas. Penguatan mata uang dunia ini membuat harga komoditas menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengguna mata uang berbeda.

278434
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.