Mata uang tunggal Euro melemah cukup dalam disebabkan aksi profit taking Investor setelah ECB memutuskan untuk tetap melanjutkan program pembelian obligasi pada tingkat suku bunga rendah, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Bank Sentral Eropa menyatakan akan mengurangi pembelian aset menjadi 30 milyar Euro dari jumlah sebelumnya 60 milyar Euro terhitung mulai Januari 2018 mendatang dan terus melanjutkan skema pembelian obligasi seperti itu selama sembilan bulan atau hingga September tahun depan.
"Keputusan ECB melakukan Tapering sejalan dengan ekspektasi pasar dan kita masih menanti komentar Draghi", ucap Piotr Matys, Analis Mata Uang Rabobank di London.
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Simon Derrick, seorang Analis di BNY Mellon yang mengatakan langkah ECB untuk memulai mengurangi pembelian aset sesuai dengan harapan pasar.
Euro Terbebani Oleh Penguatan Greenback
Meski ECB telah berencana melakukan Tapering awal tahun 2018, tidak serta merta membuat mata uang tunggal kawasan naik. Malahan pair EUR/USD melemah sebanyak 0.7 persen pasca konferensi pers Bank Sentral pada malam ini yang disebabkan oleh karena banyak Investor melakukan aksi profit taking atas posisi Buy Euro sebelumnya.
Selain itu, faktor lain yang mendorong Euro semakin tidak berdaya datang dari kabar bahwa Janet Yellen akan menarik diri dari persaingan merebut kursi ketua Fed selanjutnya. Bahkan menurut sumber terpercaya dari pemerintah AS pada hari Kamis menyebutkan bahwa Presiden Trump sejati-nya sudah menentukan dua nama finalis calon ketua Fed, yakni Jerome Powell selaku Dewan Gubernur Fed saat ini dan John Taylor yang merupakan ahli ekonomi kawakan dari Stanford University.
Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan segera mengumumkan kandidat resmi ketua Fed sebelum lawatan resmi ke sejumlah negara Asia pada awal November nanti. Bila calon suksesor Yellen yang ditunjuk Trump condong ke hawkish suku bunga tinggi, maka berpotensi mendorong Greenback menguat versus major currency.