Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 1 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 1 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 1 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

The Fed Pangkas Suku Bunga, Dolar AS Justru Semakin Menguat

Penulis

The Fed memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin menjadi 2.0 persen untuk mengamankan ekspansi ekonomi di tengah ancaman perlambatan ekonomi global dan dampak perang dagang.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Pada hari Kamis (19/September) dini hari, Federal Reserve memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin dari 2.25 persen menjadi 2.0 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Ini menjadi kali kedua bagi The Fed untuk memotong suku bunga dalam kurun waktu satu dekade terakhir.

Jerome Powell Mengumumkan Suku Bunga The Fed

Secara umum, Ketua The Fed Jerome "Jay" Powell mengatakan bahwa kondisi perekonomian AS saat ini cukup baik, tercermin dari pasar tenaga kerja yang kokoh dan trend Inflasi yang kemungkinan akan tetap berada di kisaran target 2 persen hingga penghujung tahun 2019. Namun, The Fed tetap merasa perlu untuk memangkas suku bunga guna mempertahankan ekspansi ekonomi AS yang cukup terpengaruh oleh perang dagang.

"Para pembuat kebijakan The Fed (FOMC) tetap memutuskan untuk menurunkan suku bunga (di bulan September) untuk menyediakan proteksi terhadap risiko berkelanjutan yang mengancam ekonomi AS, termasuk pertumbuhan ekonomi global yang melemah dan dampak perang dagang," kata Powell.

 

Sikap Anggota FOMC "Terbelah"

Proyeksi baru usai pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada minggu ini, menunjukkan bahwa mayoritas anggota FOMC menginginkan suku bunga tetap di kisaran sekarang hingga akhir tahun 2019.

Namun, keputusan itu tidak disetujui oleh semua pembuat kebijakan The Fed. Terhitung ada 7 dari 17 anggota pembuat kebijakan yang setuju dengan satu lagi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di sisa tahun ini. Sementara itu, lima anggota lainnya justru menginginkan suku bunga kembali dinaikkan di penghujung tahun.

Sikap petinggi Bank Sentral AS yang terbelah juga tampak dari pandangan Presiden The Fed St. Louis James Bullard yang menginginkan pengurangan setengah poin, sementara Presiden Fed Boston Eric Rosengren dan Presiden Fed Kansas City Esther George tidak menginginkan penurunan suku bunga sama sekali.

 

Dolar AS Justru Menguat

Pasca pemotongan suku bunga The Fed menjadi 2.0 persen, Dolar AS justru tidak menunjukkan pelemahan sama sekali versus major currencies lain. Kondisi ini tercermin dari pergerakan Indeks Dolar AS yang pada saat berita ini ditulis berada di level 98.60,menguat cukup signifikan dari level Open harian.

The Fed Pangkas Suku Bunga, Dolar AS

"Langkah (The Fed) hari ini bisa dikatakan sebagai pelonggaran yang hawkish karena median forecast dari pembuat kebijakan menunjukkan tidak ada pemotongan suku bunga lagi tahun ini, meskipun ada beberapa anggota lainnya yang berbeda pendapat," kata Joe Manimbo, analis pasar senior Western Union Business Solutions.

Seperti yang sudah-sudah, pemotongan suku bunga The Fed tidak sesuai dengan ekspektasi Presiden Donald Trump. Kali ini, ia pun ikut berkomentar dan kembali mengeluarkan pernyataan bernada minor. "Seorang komunikator yang mengerikan, Jay Powell dan The Fed gagal lagi," cuit Trump dalam akun Twitter-nya.

290149
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.