EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,986.22   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

The Fed Pertahankan Suku Bunga, Powell Tak Terlalu Optimistis

Penulis

The Fed tak mengubah kebijakan meskipun pembukaan kembali aktivitas ekonomi mulai diwacanakan pemerintah AS. Dolar AS melemah pasca pengumuman FOMC.

Seputarforex.com - Melalui pengumuman hasil rapat FOMC yang dirilis pada Kamis (30/April) dini hari, Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunganya di level 0 persen - 0.25 persen. Bank sentral AS tersebut juga berikrar akan terus memperbaiki perekonomian yang sedang terdampak pandemi. Ketua The Fed Jerome Powell dan rekan-rekannya memperkirakan bahwa beban ekonomi masih begitu besar dan berisiko.

Dalam video konferensi pers pasca pengumuman, Pernyataan Powell terkesan tidak terlalu optimistis. Ia menyebut bahwa laju pemulihan ekonomi fase awal pasca pandemi mungkin akan terjadi dalam waktu dekat, mengingat sejumlah negara bagian AS telah mengizinkan layanan publik beroperasi kembali pasca lockdown. Namun, sekalipun ekonomi AS seluruhnya dapat memulai kembali aktivitas pada akhir Juni, Powell menilai masih ada risiko penyebaran virus gelombang kedua. Jika demikian, maka bukan tak mungkin pemerintah harus kembali lockdown, dan ekonomi AS terjebak dalam siklus yang sama dengan saat ini.

powell

"Begitu aturan social distancing dilonggarkan, orang-orang akan keluar rumah, dan kembali berbelanja. Kita akan melihat tingkat pengangguran turun, akan melihat aktivitas ekonomi bangkit," kata Powell. "Hal ini akan menjadi sebuah peningkatan yang besa ... (tetapi) itu sepertinya belum akan membawa kita kembali ke level-level sebelum krisis (pandemi)."

Secara realistis, Powell mengatakan bahwa sulit untuk memprediksi seperti apa persisnya kondisi setelah ekonomi kembali dibuka. "Meskipun (kami) sudah mencoba untuk secara presisi (memprediksi) kapan hal itu akan terjadi dan seberapa besar jumlahnya, tetap saja sangat sulit untuk melakukannya," kata Powell.

Yang jelas, sebagai bank sentral AS, The Fed akan sepenuhnya memanfaatkan perangkat kebijakan yang dimiliki. The Fed akan mempertimbangkan risiko jangka menengah yang mungkin akan berjalan selama satu tahun atau lebih.

"Kami akan melakukan apapun yang kami bisa demi membantu masyarakat dan perusahaan AS mengatasi kondisi darurat kesehatan saat ini," tutur Powell. "Kami akan terus menggunakan perangkat-perangkat (kebijakan) untuk memastikan bahwa pemulihan, jika tiba saatnya, akan berada pada kondisi terkuatnya."

 

Dolar AS Turun Lagi

Menanggapi kebijakan The Fed dan statement Powell yang tak begitu menjanjikan, Dolar AS menambah penurunan. Setelah tertekan data GDP AS tadi malam, kini Indeks Dolar (DXY) turun 0.46 persen dan diperdagangkan di 99.50.

dxy

292806
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.