Seputarforex.com - Dalam Tweet-nya pada hari Selasa (31/Desember) malam ini, Trump menuliskan bahwa upacara penandatanganan akan dilaksanakan dua pekan depan di Gedung Putih. China akan mendatangkan perwakilan tingkat tingginya dalam acara tersebut. Optimisme semakin meningkat dengan tambahan penjelasan bahwa Trump akan bertandang ke Beijing setelahnya, untuk memulai negosiasi Fase 2.
"Saya akan menandatangani Kesepakatan Dagang Fase Satu kita yang sangat besar dan komprehensif dengan China pada tanggal 15 Januari," kicau Trump meski ia sedang vakansi di Florida.
"Upacara akan bertempat di Gedung Putih. Perwakilan tingkat tinggi China akan hadir. Di tanggal setelahnya, saya akan pergi ke Beijing, dimana pembicara Fase Dua akan dimulai!" lanjut Trump.
Pernyataan Trump tersebut seolah mengonfirmasi kabar sebelumnya dari pernyataan Peter Navarro yang menanggapu laporan South China Morning Post, bahwa Wakil PM China Liu He akan berangkat ke Washington pekan ini untuk acara penandatangan pakta tersebut.
Dolar AS Terkapar
Menanggapi pernyataan Trump, Dolar AS pun melemah. Kendati demikian, tambahan pelemahannya tak terlalu drastis karena pasar sedang sepi jelang Tahun Baru. Hal itu tampak dari pergerakan Indeks Dolar (DXY) dalam time frame satu jam, yang menurun ke 96.39. Namun demikian, level tersebut masih dalam rentang konsolidasi dari sesi perdagangan empat jam sebelumnya.
Selain kabar perkembangan AS-China, indikator ekonomi AS yang dirilis malam ini pun terbilang kurang memuaskan. Indeks CB Consumer Confidence untuk bulan Desember 2019, tergelincir ke 126.5, dari revisi naik ke 126.8 di bulan November. Perolehan tersebut juga di bawah ekspektasi kenaikan ke level 128.0.
Akibatnya, Dolar AS semakin tidak menarik minat pembeli. Menurut Marvin Loh, pakar dari State Street Global Markets, saat ini semua orang ingin Short pada Dolar AS. Tahun 2019 adalah tahun perdagangan yang paling membuat frustrasi. Loh melanjutkan bahwa tak banyak resisten yang kembali dalam perdagangan Dolar AS. Oleh sebab itulah, di tahun 2020 ini, sebagian besar analis Forex masih mengekspektasikan pelemahan Dolar AS.