EUR/USD 1.082   |   USD/JPY 151.420   |   GBP/USD 1.263   |   AUD/USD 0.653   |   Gold 2,188.79/oz   |   Silver 24.68/oz   |   Wall Street 39,760.08   |   Nasdaq 16,399.52   |   IDX 7,264.07   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 5 jam lalu, #Saham Indonesia

Wacana Suku Bunga Naik 50 Bps Memicu Reli Dolar Kiwi

Penulis

Rebound NZD/USD berlanjut menyusul kenaikan harga komoditas global dan beredarnya komentar hawkish dari seorang pejabat bank sentral New Zealand (RBNZ).

Seputarforex - Dolar New Zealand menjadi jawara pasar forex hari Selasa ini (24/Agustus), mencetak kenaikan lebih dari 0.7 persen ke kisaran 0.6940-an terhadap dolar AS. Rebound NZD/USD awalnya terjadi lantaran aksi profit-taking pada awal pekan, lalu berlanjut menyusul kenaikan harga komoditas global dan beredarnya komentar hawkish dari seorang pejabat bank sentral New Zealand (RBNZ).

NZDUSD DailyGrafik NZD/USD Daily via Tradingview.com

Asisten Gubernur RBNZ, Christian Hawkesby, mengatakan bahwa keputusan bank sentral untuk tidak menaikkan suku bunga pekan lalu bukan lantaran risiko ekonomi, melainkan karena tantangan komunikasi belaka. Para pejabat RBNZ sebenarnya sempat mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin pada saat itu.

"Kami mengeluarkan sebuah dokumen yang akan dengan mudah mendukung kenaikan suku bunga pekan lalu," kata Hawkesby dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, "(Batalnya pengumuman kenaikan suku bunga saat itu) bukan karena COVID mencegah kami melakukannya, melainkan lebih karena waktu mengkomunikasikan langkah kebijakan kami --apakah tanggal 18 Agustus merupakan waktu yang tepat ketika negara baru saja memasuki lockdown (pada hari yang sama -red)."

Ia menambahkan adanya sejumlah pelajaran penting dari pengalaman tahun lalu. Lockdown pertama pada awal pandemi tidak mengakibatkan deflasi, pengangguran, dan resesi masif sebagaimana dikhawatirkan sebelumnya. Sisi permintaan dalam perekonomian terbukti "jauh lebih tangguh" dari ekspektasi. Hanya sisi penawaran yang mengalami masalah "lebih berkepanjangan dari pada ekspektasi kami" dan itulah yang melahirkan tekanan inflasi saat ini. Pada gilirannya, tekanan tersebut justru berpeluang mendongkrak ekspektasi inflasi yang mendukung prospek kenaikan suku bunga.

Ketika ditanya tentang apakah bank sentral akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi pada rapat kebijakan Oktober mendatang, Hawkesby berkelit. Ia menilai pertimbangannya akan tergantung pada "seberapa jauh kami dari target yang kami kira harus tercapai" dan "apa yang sudah kami ketahui tentang perekonomian" pada saat itu. Ia menegaskan bahwa gelombang pandemi baru di New Zealand bukanlah "game changer" dan tidak ada desakan untuk mengubah kebijakan segera.

Download Seputarforex App

296275
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.