Seputarforex.com - Kurs Rupiah melemah terhadap Dolar AS. Sejengkal lagi, Rupiah akan tembus Rp14,000 per dolarnya. Pada hari Selasa (24/Apr) siang ini, nilai tukar Rupiah dibuka pada level Rp13,922, sedikit menguat dibandingkan dengan level penutupan kemarin di posisi Rp13,975 per Dolar AS, dengan dukungan intervensi Bank Indonesia.
Menurut grafik USD/IDR Bloomberg, nilai tukar Rupiah berada pada posisi Rp13,895, saat berita ini ditulis pada pukul 12:00 WIB. Angka itu hanya menguat 2 poin dari posisi Rp13,892 sebelumnya. Sementara menurut kurs JISDOR BI, kurs Rupiah pas di level Rp13,900 per dolar AS hari ini, lebih lemah dibandingkan dengan level Rp13,894 kemarin.
Dolar AS Menguat Akibat Lonjakan Yield Obligasi
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, kondisi lemahnya nilai tukar Rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini adalah imbas dari menguatnya Dolar AS. Tak hanya Rupiah, Agus mengatakan bahwa hampir semua mata uang dunia tumbang menghadapi Dolar AS akhir pekan lalu.
"Mata uang AS (dolar AS), yang pada hari Jumat (20/Apr) kemarin menguat tajam terhadap semua mata uang dunia, termasuk Rupiah, pada hari Senin (23/Apr), ini sudah kembali mengalami penguatan secara meluas," kata Agus dalam keterangannya dari Washington DC hari ini yang dikutip dari Kompas[dot]com.
Penguatan Dolar AS, lanjut Agus, disebabkan oleh lonjakan yield obligasi pemerintah AS yang tembus level 3 persen, ditambah dengan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). Tak dipungkiri pula, berdasarkan data resmi, indikator-indikator Ekonomi Amerika Serikat menunjukkan perbaikan tahun ini. Potensi perang dagang antara AS dan China juga turut ambil bagian. Oleh sebab itulah, para investor memburu aset-aset berdenominasi Dolar, sehingga membuat Dolar AS menguat.
BI Intervensi Pasar
BI tak tinggal diam. Demi menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, Agus mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan intervensi yang cukup besar di pasar-pasar finansial Indonesia termasuk pasar forex dan pasar surat berharga negara (SBN).
Hasil intervensi sejauh ini juga dipaparkan oleh Gubernur BI tersebut. Depresiasi Rupiah Senin ini hanya -0.12 persen, lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang-mata uang negara Asia lain terhadap Dolar AS. Yang terparah adalah Baht Thailand yang mengalami depresiasi sampai -0.57 persen.
Penguatan Dolar AS diperkirakan masih akan berlangsung, setidaknya sampai Bank Sentral AS kembali menaikkan suku bunga dan faktor pemicu penguatan Dolar AS mengendur. BI akan mengawasi dan mengawal Rupiah agar pelemahannya tidak parah. Agus menutup pernyataannya dengan mengatkan bahwa BI akan tetap berada di pasar agar stabilitas Rupiah terjaga sesuai fundamentalnya.