EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,145.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 1 jam lalu, #Saham AS

CPI China Capai Level Tertinggi 6 Bulan Karena Kenaikan Harga Daging

Penulis

Indeks Harga Konsumen China dilaporkan menguat karena kenaikan harga daging. Namun, tingkat inflasi kali ini masih diragukan mengingat prospek ekonomi China cenderung lemah.

Pada hari Kamis (09/Mei), Biro Statistik China merilis data CPI tahunan yang meningkat dari level 2.3 persen ke 2.5 persen, yang merupakan kisaran tertinggi dalam 6 bulan terakhir. Kenaikan Indeks Harga Konsumen negeri Tirai Bambu bulan lalu didorong oleh harga komoditas yang semakin mahal, terutama bahan makanan seperti daging babi.

CPI China

Harga daging babi di China memang meroket setelah penyebaran endemi demam babi Afrika memaksa banyak petani memusnahkan hewan ternak mereka. Hal tersebut memicu kelangkaan pasokan di pasaran, yang membuat harga daging babi naik sebesar 14.4 persen (Year-over-Year) pada bulan April, mencatatkan penguatan dua bulan berturut-turut setelah terus menurun dalam dua tahun terakhir.

Dalam forecast yang diterbitkan, Kementerian Pertanian China bahkan mengungkapkan bahwa harga daging babi kemungkinan masih akan melonjak hingga 70 persen pada semester kedua tahun ini.

Selain data CPI, Biro Statistik China juga merilis data Inflasi Produsen (PPI) yang juga mencatatkan trend positif. PPI China naik 0.9 persen di bulan April, mengungguli ekspektasi sebesar 0.6 persen, dan level bulan Maret yang hanya 0.4 persen. Untuk kenaikan PPI China, faktor yang melatarbelakangi adalah peningkatan harga minyak dan gas yang secara langsung meningkatkan biaya produksi.

 

Prospek Inflasi China Dinilai Masih Rapuh

Beberapa analis mengungkapkan kekhawatiran terhadap kondisi sebenarnya dari faktor-faktor permintaan yang mendorong perekonomian China dalam beberapa waktu terakhir.

"Ke depan, harga makanan yang lebih tinggi mungkin akan terus mendorong CPI dalam beberapa bulan mendatang," kata Ekonom Senior dari Capital Economics, Julian Evans-Pritchard.

"Tetapi dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak mungkin mencapai pemulihan kuat dan harga-harga yang kemungkinan akan turun, kami tidak melihat akan terjadi kenaikan PPI dan CPI dari sektor non-makanan dalam beberapa bulan mendatang," tambah Evans-Pritchard.

288456
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.