Pasangan mata uang GBP/USD cenderung sideways sekitar level 1.2680 pada pertengahan sesi Eropa hari ini (28/Juni), meskipun data GDP Inggris (final) tak mengalami perubahan signifikan. Kekhawatiran pelaku pasar terkait dengan kecenderungan kandidat PM Boris Johnson untuk memaksa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun, mengekang pergerakan Sterling.
Grafik GBP/USD Daily via Tradingview
Boris Johnson telah mengatakan bahwa jika ia menjadi Perdana Menteri Inggris, maka ia akan memastikan "do or die" Inggris keluar dari Uni Eropa pada tanggal 31 Oktober mendatang. Apabila memang brexit harus terlaksana tanpa kesepakatan apapun, maka ia pun siap melakukannya, meski renegosiasi kesepakatan masih menjadi prioritas utama.
Pada hari Kamis malam, Boris Johnson menyatakan penolakannya untuk menghapus kemungkinan mensuspensi parlemen, jika mereka mencegahnya untuk melaksanakan "No-Deal Brexit" ketika belum ada kesepakatan apapun yang disetujui pada tanggal 31 Oktober. Ia juga meremehkan risiko ekonomi "No-Deal Brexit" dengan mengatakan bahwa gangguan penerbangan dan kelangkaan pangan adalah "nonsense".
"Pesawat akan terbang, akan ada air minum tersedia apapun yang terjadi di negeri ini pada tanggal 1 November, dan akan ada susu dan glukosa dan whey untuk Mars Bars kita," katanya, tanpa memaparkan bagaimana caranya memastikan stabilitas suplai, "Dimana ada kemauan, di situ ada jalan."
Saat ini, tinggal dua kandidat Perdana Menteri Inggris yang tersisa, yakni Boris Johnson dan Jeremy Hunt. Hunt -yang disinyalir bakal kalah versus Johnson- baru-baru ini juga bersikeras mempertahankan "No-Deal Brexit" sebagai salah satu opsi yang bisa diambil, sembari berikrar akan mengundurkan diri jika tak bisa merealisasikan brexit.
Ketidakpastian ini menghalangi upaya rebound maupun reli Poundsterling terhadap semua mata uang mayor. Masalahnya, gubernur bank sentral Inggris juga menyatakan bahwa mereka akan cenderung untuk memangkas suku bunga ketimbang menaikkannya apabila terjadi "No-Deal Brexit".
Meski demikian, data ekonomi domestik terakhir masih sesuai ekspektasi. Laju GDP tercatat naik 1.8 persen (Year-on-Year) pada kuartal I/2019, tidak berubah dari laporan second estimate yang dirilis bulan lalu.
