EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   EUR/JPY pertahankan kenaikan setelah hasil beragam dalam data IMP Jerman dan zona Euro, di atas level 165.00, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP terdepresias ke dekat level 0.8600 setelah hasil beragam dalam data IMP zona Euro dan Inggris, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/JPY naik ke puncak baru harian, di atas pertengahan 191.00 setelah IMP Inggris beragam, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling incar lebih banyak penurunan di tengah kuatnya prospek penurunan suku bunga BoE, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 16 jam lalu, #Saham Indonesia

Deputi Gubernur BoE Sudah Atur Skala Prioritas Hadapi Brexit

Penulis

Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris, Andrew Bailey, telah mengutarakan prioritas utama Bank Sentral Inggris (BoE) untuk menjaga stabilitas pasar finansial dan mengatur dampak terhadap perekonomian Inggris sehubungan dengan negosiasi pemungutan suara Brexit.

Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris, Andrew Bailey, telah mengutarakan prioritas utama Bank Sentral Inggris (BoE) untuk menjaga stabilitas pasar finansial dan mengatur dampak terhadap perekonomian Inggris sehubungan dengan gonjang-ganjing negosiasi pemungutan suara untuk menentukan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

brexit
Berbicara dalam acara Comittee Hearing mengenai biaya ekonomi dan keuntungan keanggotaan Inggris di Uni Eropa, Bailey mengatakan bahwa masalah-masalah yang akan muncul di awal dapat ditangani melalui perencanaan terpadu selain juga mengambil keputusan-keputusan bijak yang dapat memengaruhi ekonomi makro dan menghindarkan pasar finansial dari kejatuhan.

Tak Tiru Norwegia

Ditanya tentang konsekuensi apabila Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan merujuk pada Norwegia sebagai contoh (Norwegia bukan anggota Uni Eropa namun memilih untuk menjadi anggota single market), Bailey mengatakan bahwa "gaya" Norwegia tersebut sebenarnya hanya menjalankan undang-undang Uni Eropa. Namun, Inggris sendiri, lanjut Bailey, tidak akan benar-benar terlibat dalam proses pembuatan (undang-undang) tersebut nantinya.

Kemungkinan konsekuensi lain menurut Bailey, bisa jadi Inggris justru akan berdiri lebih tegak dalam sisi spektrum yang lebih bebsa dan tetap bisa menjalin perjanjian yang bersifat bilateral saja dengan Uni Eropa.

Monitori Poundsterling

Sementara itu, ketika dicecar pertanyaan oleh Ketua Komite, Andrew Tyrie, tentang apakah bank sentral sedang mengamati perencanaan dari institusi-institusi finansial utama seperti HSBC dan Barclays, Bailey mengatakan bahwa adanya sinyal-sinyal aktivitas investasi di tengah penguatan Pound. "Sejak Natal lalu, ada perubahan yang cukup mencolok dalam harga option Sterling," kata Bailey. "Kami langsung terjun ke institusi-institusi tersebut dan menanyakan apa paparan mereka mengenai hal ini."

Akan tetapi, hal ini hanyalah satu dari beberapa hal yang dimonitor oleh BoE, kata Bailey sembari berargumen bahwa harga minyak dan negara-negara berkembang merupakan isu yang lebih memberikan dampak besar.

Menurut analisa dari pengamat di bank Nomura, isu Brexit akan lebih memengaruhi penguatan GBP terhadap Euro dibandingkan dengan isu tentang kenaikan suku bunga. "Selisih suku bunga telah stabil beberapa saat ini, sementara ketidakpastian terkait Brexit sekarang lebih disorot, sebagaimana diindikasikan oleh volatilitas kiasan GBP/USD.

Hasilnya, tarik menarik ini agak negatif bagi GBP untuk saat ini, yang mana itu menjelaskan sebagian dari kelemahan GBP, selain juga sentimen risiko global yang buruk. Kami mengestimasikan (imbas) selisih suku bunga melebar sebanyak 25 basis poin bisa ditutupi oleh ketidakpastian Brexit, jika level ketidakpastian saat ini terus berlanjut hingga referendum." kutip analis tersebut.

259608
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.