EUR/USD 1.062   |   USD/JPY 154.290   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,385.61/oz   |   Silver 28.86/oz   |   Wall Street 37,735.11   |   Nasdaq 15,885.02   |   IDX 7,178.65   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 11 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 3 jam lalu, #Saham AS

Deutsche Bank: Dampak Trumponomics Pada Rupiah Dan Mata Uang Asia

Penulis

DB memandang sejumlah mata uang Asia, dipimpin oleh Yuan China, akan mengalami overvalue dan kerentanan akibat Trumponomics.

Seputarforex.com - Deutsche Bank (DB), salah satu lembaga keuangan paling berpengaruh di dunia, memberikan analisanya terhadap mata uang-mata uang Asia dalam pengaruh Trumponomics, istilah untuk kebijakan ekonomi yang akan dilancarkan oleh Donald Trump.

deutsche-bank

DB memandang sejumlah mata uang Asia, dipimpin oleh Yuan China, akan mengalami overvalue dan kerentanan akibat Trumponomics. Memang, sampai saat ini Trump belum secara gamblang memaparkan kebijakan-kebijakannya pasca terpilih sebagai Presiden AS, namun pasar dan DB melihat dari apa yang disampaikannya saat kampanye.

"Penilaian terbaru kami dalam bentuk snapshot, menyoroti Yuan (CNY), Dolar Australia (AUD), Peso Philipina (PHP), dan Rupiah (IDR) sebagai mata uang-mata uang termahal di dunia," kata Oliver Harvey, Kepala Ahli Strategi di DB London dalam catatannya yang dirilis minggu lalu. "(Mata uang) Brazil juga tampak sangat rentan dalam metrik kami."


Trump Dan Janji Proteksi Perdagangannya

Dalam laporan terpisah, Kepala Ekonom Taimur Baig mengatakan bahwa ekonomi Asia juga akan rentan terhadap "kepicikan" Amerika Serikat setelah Trump menerapkan proteksi perdagangannya.

"Jika presiden terpilih--Donald Trump--mewujudkan janjinya untuk menjauh dari kesepakatan perdagangan multilateral dan menerapkan tarif pada barang-barang impor, maka dampaknya akan mengakselerasi dinamika deglobalisasi (anti-globalisasi)."

"Arahnya akan menuju ke 'zero-sum world', dimana perolehan Amerika Serikat didapatkan dari biaya tinggi yang dikeluarkan oleh negara-negara berkembang, khususnya karena besarnya ketergantungan ekspor negara-negara berkembang Asia," tulis Baig.

eskpor-asia-ke-asGrafik persentase ekspor negara-negara Asia ke AS, sumber: Deutsche Bank


Divergensi Kebijakan Moneter Geser Ke Politik

Menurut grafik DB, mata uang-mata uang negara berkembang Asia secara umum telah tampil lebih baik terhadap Dolar AS dalam dua tahun terakhir ini. "Tahun ini merupakan tahun yang sangat melelahkan bagi para investor momentum makro, khususnya dalam refleksi pergeseran kekuasaan dari kebijakan bank sentral ke politik-politik istimewa. ..." tulisnya dalam sebuah catatan berjudul Don't Fade the Dollar/Asia Move.

Pada akhirnya, Trumponomics -khususnya kebijakan perdagangan- kemungkinan akan memacu divergensi pertumbuhan antara pasar negara maju dan pasar negara berkembang. Intinya, akan buruk bagi perekonomian Asia.

Deutsche Bank mengatakan, apabila janji kebijakan proteksionisme Trump terwujud, maka hal ini akan memberikan imbas pada proporsi ekonomi, khususnya ketidakseimbangan pangsa pasar ekspor manufaktur di Asia.

276281
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.