Seputarforex.com - Memasuki sesi Eropa, Rabu (31/Okt) sore ini, Dolar AS masih menguat terhadap mata uang-mata uang mayor, khususnya Yen dan Euro. Para investor membeli Dolar AS sebagai safe haven karena sejumlah peristiwa geopolitik yang sedang terjadi secara global. Indeks Dolar AS (DXY) pun diperdagangkan di level tinggi 96.97 saat berita ini ditulis.
Gubernur BoJ Singgung Dampak Perang Dagang
Dolar AS makin menguat terhadap Yen, setelah BoJ memutuskan untuk tidak mengubah kebijakan moneternya. Bank sentral Jepang tersebut juga memperlambat perkiraan waktu tercapainya target inflasi Jepang.
Dalam konferensi pers kebijakan moneter BoJ siang tadi, Gubernur Haruhiko Kuroda menyinggung soal eskalasi perang dagang AS-China. Menurutnya, kebijakan proteksionisme tak hanya akan berdampak pada negara-negara yang terlibat saja, tetapi juga ke rantai suplai ekonomi-ekonomi global.
Sejauh ini, Kuroda mengatakan bahwa dampak perang dagang ke Jepang memang masih terbatas. Namun, perusahaan-perusahaan menyatakan sulit untuk melakukan penilaian saat ini. Jika gesekan ini berlanjut, maka kemungkinan akan berdampak buruk pada sentimen bisnis. Merespon pernyataan tersebut, USD/JPY bergerak menguat. Saat berita ini ditulis pada pukul 15:00 WIB, USD/JPY berada di level 113.09.
Dolar AS Masih Menekan Euro Akibat Ketidakpastian Politik Jerman
Di sisi lain, Euro melemah terhadap Dolar AS akibat ketidakpastian poltik Jerman. Angela Merkel memutuskan untuk menyudahi karir politiknya pada tahun 2021 nanti. Hal ini membuat Euro tertekan, karena sebagai kanselir Jerman, Merkel dikenal mempunyai peranan penting di Uni Eropa dan Zona Euro.
Saat berita ini ditulis, EUR/USD diperdagangkan pada level 1.1352, masih tertekan di level rendah. Menurut analis DBS, Philip Wee, latar belakang fundamental yang kurang menguntungkan akan melemahkan Euro ke kisaran 1.12. Euro bahkan diperkirakan bisa jatuh lebih dalam lagi di awal tahun 2019 mendatang.