AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 1 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 1 hari, #Saham Indonesia

Dolar AS Diproyeksi Makin Lemah Di Tahun 2018

Nadia 22 Dec 2017
Dibaca Normal 4 Menit
forex > analisa >   #dolar   #dolar-as
Sebagian besar lembaga keuangan dunia masih memperkirakan bahwa tekanan turun terhadap Dolar AS di tahun 2018 akan berlanjut.

Tahun 2017 tinggal menghitung hari. Di tengah pasar yang sepi jelang libur Natal dan Tahun Baru, sejumlah lembaga finansial besar dunia menerbitkan proyeksi mereka mengenai performa Dolar AS di tahun 2018. Sebagian besar masih memperkirakan bahwa tekanan turun terhadap Dolar AS di tahun 2018 akan berlanjut.

us-dolar

Rapat kebijakan moneter The Fed (FOMC) terakhir di tahun 2017, memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga ketiga kalinya dalam satu tahun. Alih-alih menguat, Dolar AS malah ambruk. Hal itu karena bank sentral tersebut tidak menambah proyeksi outlook kenaikan suku bunganya di 2018. Mereka tetap pada proyeksi tiga kali kenaikan. Kebijakan ini tak memenuhi harapan pasar yang hawkish. Akibatnya, Dolar AS pun ramai-ramai dilanda aksi jual.

 

Sebagian Besar Analis Yakin Bearish Dolar Makin Menjadi-jadi Di 2018

Aksi jual atas Dolar sudah banyak diramalkan oleh para ahli strategi trading di Wall Street, bahkan seminggu sebelum The Fed menggelar FOMC di bulan Desember 2017. Menurut mereka, hawkish-nya Federal Reserve, perekonomian AS yang berjalan sesuai jalur, serta agenda-agenda perdagangan yang dirancang oleh Donald Trump, tak akan cukup untuk menguatkan Dolar AS di tahun 2018.

Dolar AS sedang menuju tahun yang terburuk dalam lebih dari satu dekade, dan proyeksi bearish pun masih menumpuk. Meski begitu, para analis mengatakan bahwa pengulangan bullish yang stabil pasca krisis, kemungkinan baru akan terkonfirmasi setelah tahun depan berjalan, seiring dengan laju pertumbuhan global serta pandang bank-bank sentral yang lebih hawkish.

"Waspadai 'gunung berapi meski sedang diam', waspadai mata uang-mata uang yang undervalued," Kit Juckes dari Societe Generale SA memperingatkan trader lewat tulisan yang dikutip oleh Bloomberg pada tanggal 06 Desember 2017. Menurutnya, walaupun proyeksi melemahnya Dolar AS di tahun 2018 masih sangat besar, tapi dengan pertumbuhan yang lebih seimbang dan tersinkronisasi, boleh jadi Dolar AS akan lebih mahal.

Selain itu, menurut TD Securities, tahun 2017 sebetulnya merupakan batas titik balik Dolar AS. "... Selama pertumbuhan global melaju dengan stabil dan inflasi AS tidak tiba-tiba meningkat di luar ekspektasi, maka lanskap makro global akan tetap membiarkan Dolar AS terdepresiasi." kata Ned Rumpletin, analis dari TD Securities.

Berikut ini adalah grafik Indeks Dolar (DXY) versi TD Securities, diprediksikan akan menurun ke 87.8 di kuartal empat tahun 2018:

indeks-dolar

Erin Browne dari UBS Asset Management juga memberikan pandangan tentang makin lemahnya Dolar AS di tahun 2018. Walaupun dalam beberapa waktu belakangan Dolar AS tampak memantul naik, Greenback dapat jatuh lebih dalam terhadap Euro dan Yen sehubungan dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan kebijakan moneter di luar AS yang lebih ketat.

Tahun ini, total penurunan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor sudah mencapai 7 persen. "Pertumbuhan ekonomi yang kita lihat di Eropa, negara-negara berkembang, dan wilayah-wilayah lainnya di dunia, sangat mungkin membuat Dolar AS dilanda sell-off kembali," kata Browne.

Ia menambahkan bahwa Euro dapat menyentuh 1.30 per dolar AS di tahun 2018 alias melaju hingga 10.2 persen. Tahun ini, Euro sudah mencetak reli hingga 12 persen terhadap Dolar AS. Terhadap Yen, Browne pun memperkirakan pelemahan Dolar AS.

Browne tetap mengimbangi analisa bearish-nya dengan mengatakan bahwa di awal tahun 2018, mungkin Dolar tak akan langsung merana. Ingat bahwa agenda-agenda ekonomi Donald Trump seperti pemotongan pajak dan penambahan anggaran infrastruktur, masih berpotensi mem-bullish-kan Dolar AS. Federal Reserve pun juga masih akan menaikkan suku bunganya, yang bisa menjadi faktor yang mendukung Dolar AS.

Akan tetapi, optimisme tersebut tak akan berlangsung lama. Kata Browne, inflasi AS yang kurang meyakinkan, efektivitas pemotongan pajak Trump yang diragukan, dan kenaikan suku bunga The Fed yang tak selalu menguatkan Dolar AS, makin menguatkan potensi pelemahan Dolar AS di tahun 2018.


Westpac Prediksikan Pemulihan Bull Dolar AS Di Tahun 2018

Westpac, menjadi satu di antara sedikit analis yang memprediksi pemulihan Dolar AS di tahun 2018. Akhir tahun ini, Dolar AS dinilai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Menurut Westpac, tahun 2018 dapat menciptakan kondisi yang lebih mendukung bagi rebound Dolar AS.

"Ada banyak alasan mengapa Dolar AS akan berjuang untuk melanjutkan reli. Tahun 2018 tampaknya akan lebih menjanjikan bagi Dolar AS," kata Richard Franulovich, Ahli Strategi Forex di lembaga tersebut. Westpac memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi AS akan meningkat tahun depan, sehingga mendukung suku bunga The Fed yang akan dinaikkan. Kondisi inilah yang akan memperkuat Dolar AS di tahun 2018.

Terkait Lainnya
 

Kirim Komentar Baru