EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,384.54/oz   |   Silver 28.51/oz   |   Wall Street 37,708.21   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 14 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

Dolar AS Jatuh Pasca FOMC, Abaikan Data CPI

Penulis

Apiknya data inflasi tidak mampu membuat Dolar AS menguat. Alih-alih, mata uang tersebut makin merosot setelah FOMC mengumumkan bahwa suku bunga dipertahankan.

Seputarforex.com - Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan bahwa Inflasi Konsumen (CPI) tahunan melonjak ke 2.1 persen di bulan November 2019. Hasil tersebut melampaui ekspektasi kenaikan 2.0 persen, sekaligus menunjukkan pertumbuhan dari angka bulan Oktober yang hanya 1.8 persen. Level tertinggi inflasi AS sejak November 2018 ini terbentuk berkat kenaikan harga makanan dan melambatnya laju penurunan harga energi.

united-states-inflation-cpi

Sementara itu, inflasi bulanan AS tumbuh 0.3 persen versus ekspektasi 0.2 persen. Meski melebihi proyeksi, data tersebut lebih rendah daripada angka bulan sebelumnya yang 0.4 persen. Core CPI AS yang tidak memperhitungkan volatilitas harga makanan dan energi, stagnan di 0.2 persen sesuai ekspektasi.

Menurut ekonom Royce Mendes dari CIBC Capital Markets, data inflasi AS tersebut secara umum terbilang positif. Namun, kenaikan yang terjadi hanya berbeda tipis dengan ekspektasi, sehingga tak begitu banyak mendapatkan reaksi dari pasar. Itulah mengapa, Dolar AS tidak terdukung naik oleh laporan inflasi malam ini.

 

FOMC Tambah Tekanan Bagi Dolar AS

Beberapa jam setelah laporan inflasi dirilis, FOMC mengumumkan untuk mempertahankan suku bunga di level 1.5% - 1.75%. The Fed juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawasi data untuk memastikan dampak yang ditimbulkan terhadap ekonomi AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, lebih memilih untuk menyoroti sektor inflasi. Ia ingin memastikan inflasi naik signifikan sebelum memutuskan kenaikan suku bunga berikutnya.

Menanggapi kebijakan terakhir The Fed untuk tahun ini, analis Cambridge Global Payments, Karl Schamotta, mengatakan bahwa bank sentral AS tersebut tampak lebih percaya diri akan laju perekonomian, meski mengekspektasikan inflasi masih tertekan.

Indeks Dolar AS (DXY) menurun 0.11 persen pasca rilis data inflasi, dan anjlok lebih dalam hingga 0.31 persen pasca pengumuman FOMC. Saat berita ini ditulis pada hari Kamis (12/Desember) pagi, Indeks Dolar AS diperdagangkan di 97.13.

dxy

Untuk selanjutnya, pasar menantikan kebijakan ECB dan perkembangan perang dagang AS-China. "Para pelaku pasar akan mengawasi rapat ECB besok, tetapi sebagian besar masih akan fokus pada apa yang akan terjadi Sabtu nanti, sehubungan dengan negosiasi AS-China," kata Schamotta.

291278
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.