EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,145.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 1 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 1 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Masih Depresi Jelang Testimoni Jerome Powell

Penulis

Pergerakan pasar pekan depan kemungkinan akan dipengaruhi oleh antisipasi pasar menjelang testimoni pimpinan bank sentral AS, Jerome Powell, di hadapan Parlemen AS.

Seputarforex.com - Indeks Dolar AS hanya naik sedikit sepanjang pekan lalu, dan ditutup pada 89.88 di penghujung hari Jumat (23/Februari); masih di bawah ambang 90.00. Barometer pengukur kekuatan Greenback terhadap sejumlah mata uang mayor ini tetap berada pada kisaran level terendah sejak Desember 2014 yang dihuninya sejak pertengahan Januari 2018. Bagaimana dengan pekan depan? Pergerakan kemungkinan akan dipengaruhi oleh antisipasi pasar menjelang testimoni pimpinan bank sentral AS, Jerome Powell, di hadapan Parlemen AS pada hari Rabu, 28 Februari mendatang.

Jerome Powell

 

Arah Kebijakan Moneter AS

Jerome "Jay" Powell adalah pimpinan baru Dewan Gubernur Federal Reserve, bank sentral AS, menggantikan Janet Yellen yang telah menjabat sejak tahun 2014. Pimpinan Fed sebelum Yellen, Ben Bernanke, meluncurkan paket stimulus masif yang kemudian disebut Quantitative Easing untuk "menyelamatkan" perekonomian AS dari bahaya deflasi. Setelah itu, sejalan dengan pemulihan ekonomi AS, Yellen mengarahkan kebijakan moneter ke jalur normalisasi dengan menarik stimulus Quantitative Easing secara bertahap (tapering), serta menaikkan suku bunga dari kisaran dekat nol.

Menjelang pelantikannya, Powell telah mengindikasikan bahwa ia akan melanjutkan arah kebijakan Yellen menuju pengetatan moneter yang diantaranya terdiri atas kenaikan suku bunga dan penyusutan Neraca Keuangan (Balance Sheet). Namun, sejauh ini, Powell belum pernah menyampaikan komitmen tersebut di depan publik dalam kapasitas formal.

Testimoni Powell pada hari Rabu pukul 22:00 WIB merupakan pertama kalinya ia akan memaparkan pandangannya mengenai outlook ekonomi dan kebijakan moneter pada Joint Economic Committee, satu dari empat komite tetap dalam Kongres AS. Testimoni dijadwalkan terdiri atas dua bagian, yaitu penyampaian pernyataan berdasarkan naskah yang dipersiapkan sebelumnya, serta sesi tanya jawab.

 

3 Hal Bisa Pengaruhi Pasar

Menurut Kathy Lien, pakar analisa fundamental dari BK Asset Management, Jerome Powell kemungkinan akan berupaya mempertahankan keberlanjutan kebijakan. Namun, dinamika pasar telah banyak berubah sejak masa jabatan Yellen berakhir, sehingga investor akan mengamati pula apakah pandangan Powell mengalami pergeseran. Secara garis besar, Lien berpendapat, ada tiga hal yang akan mempengaruhi bagaimana pasar menanggapi testimoni Powell:

  1. Pandangan Powell mengenai perkembangan pasar baru-baru ini.
    Dow Jones sudah turun 6% dari puncaknya di bulan Januari, dan yield Obligasi makin mendekati 3%. Apabila Powell menyampaikan pandangan senada dengan rekan-rekannya yang menganggap hal ini tak mengkhawatirkan, maka saham dan mata uang berisiko tinggi akan reli.

  2. Outlook mengenai Pertumbuhan dan Inflasi.
    Gaji di AS telah mengalami peningkatan cukup tinggi. Jika ia mengatakan ini bisa mendorong inflasi meninggi dan mengharuskan kenaikan suku bunga lebih agresif, maka akibatnya bisa membahayakan saham dan minat risiko pasar. Dalam hal ini, Dolar bisa menguat terhadap mayoritas mata uang mayor.

  3. Pandangan mengenai kenaikan suku bunga lebih banyak.
    Banyak pihak meyakini kalau Powell akan menegaskan kembali pentingnya kenaikan suku bunga bertahap, tetapi apabila ia secara spesifik mengkonfirmasi perlunya kenaikan suku bunga sebanyak 3 atau 4 kali tahun ini, maka dapat mengguncang mata uang, karena Dolar akan melesat tinggi. Sedangkan bila ia tak merujuk angka tertentu secara spesifik, maka investor bisa memandangnya sebagai "lampu hijau" untuk peningkatan lebih lanjut dalam ekuitas dan mata uang berisiko tinggi.

Mengingat jadwal rapat kebijakan bank sentral AS berikut masih cukup jauh, yaitu pada 20-21 Maret, maka testimoni Powell ini akan menjadi sorotan utama dalam pekan depan. Walaupun, tak dapat dipungkiri, pasar bisa saja mengabaikannya jika pernyataan Powell tak mengandung kejutan besar sama sekali, sementara kemelut risiko masih membelit opini investor.

282550
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.