iklan |
iklan |
Seputarforex.com - Hingga memasuki sesi Eropa Rabu (18/Juli) sore ini, penguatan Dolar AS masih mentereng. Dolar AS mengungguli mata uang-mata uang mayor dan menduduki level tinggi enam bulan setelah testimoni hari pertama Jerome Powell kemarin malam. Ekspektasi akan kenaikan suku bunga dua kali lagi di tahun ini kian membesar, setelah Ketua The Fed tersebut mengutarakan bahwa mantapnya pertumbuhan ekonomi AS sekarang membutuhkan kenaikan suku bunga secara bertahap.
Hawkish-nya Testimoni Jerome Powell
Powell mengatakan bahwa ia memperkirakan pertumbuhan yang stabil dalam perekonomian AS untuk beberapa tahun mendatang. Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga secara bertahap sudah semestinya dilanjutkan. Sedangkan mengenai perang dagang, pengganti Janet Yellen ini mengaku masih sulit untuk menganalisis dampak buruknya.
"Komite FOMC yang mengatur suku bunga, yakin bahwa 'untuk saat ini', langkah terbaik adalah menjaga kenaikan suku bunga secara bertahap," kata Jerome Powell dalam testimoninya di hadapan Senate Banking Committee. Selanjutnya, sosok tersebut akan kembali menyampaikan testimoni di hadapan House nanti malam.
Dolar AS Menguat Tajam Tapi Yield Tidak Naik
Setelah pernyataan Powell, Dolar AS menguat dan menghapus pelemahannya dalam beberapa waktu terakhir. Saat berita ini ditulis pada pukul 14:00 WIB, USD/JPY tampak masih menguat dan diperdagangkan pada harga 113.062. Sementara itu, GBP/USD jatuh, meninggalkan level tinggi 1.3260 ke 1.3087. Sedangkan EUR/USD turun dari 1.1740 ke kisaran 1.1627.
"Dolar AS kokoh dan bersiap untuk menguat lebih jauh, khususnya terhadap Yen, seiring dengan meredanya aksi penghindaran risiko di pasar ekuitas," kata Junichi Ishikawa, Ahli Forex Senior di IG Securities Tokyo. "Walaupun demikian, yield obligasi US Treasury jangka panjang tidak mengalami kenaikan secara signfikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ini merupakan refleksi permintaan investor untuk aset-aset Amerika yang menghasilkan peningkatan pembelian Dolar AS."