EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.63/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,063.10   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Sideways Menjelang Rilis Data NFP Maret 2019

Penulis

Perhatian trader Dolar AS terpusat pada jadwal tilis data NFP dan serangkaian data ketenagakerjaan Amerika Serikat lainnya nanti malam.

Indeks Dolar AS (DXY) naik lagi ke kisaran tertinggi tiga pekan di level 97.34 pada hari Kamis, setelah rilis data klaim pengangguran yang lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. Namun, perhatian pelaku pasar terpusat pada jadwal publikasi data NFP dan serangkaian indikator sektor ketenagakerjaan Amerika Serikat lainnya nanti malam. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa hari Jumat ini (5/April), DXY hanya terkoreksi tipis pada kisaran 97.24, USD/JPY sideways di sekitar 111.62, sedangkan EUR/USD stabil antara level 1.1200-1.1250.

Indeks Dolar AS

Kemajuan dalam perundingan dagang Amerika Serikat dan China telah kembali menjadi sorotan pasar dalam beberapa hari terakhir. Pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump bahkan menyatakan bahwa kedua negara sudah mendekati tercapainya sebuah kesepakatan yang bisa diumumkan dalam empat pekan ke depan.

Konflik perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu dituding sebagai salah satu penyebab eskalasi gejala perlambatan ekonomi global. Karenanya, tak mengherankan bila kemajuan perundingan AS-China berhasil mengurangi kekhawatiran pelaku pasar, sehingga aset-aset berisiko cenderung menguat versus Safe Haven. Akan tetapi, kesehatan ekonomi AS juga termasuk salah satu topik yang ramai diperbincangkan saat ini, setelah bank sentralnya memutuskan untuk mensuspensi rencana kenaikan suku bunga dalam tahun 2019.

Dalam rangka menilai kesehatan ekonomi AS itu, investor akan memerhatikan rilis data-data ketenagakerjaan AS untuk bulan Maret pada pukul 19:30 WIB. Data NFP (Non-farm Payroll) diestimasikan rebound ke 175k, setelah anjlok drastis menjadi hanya 20k pada bulan Februari. Sementara itu, pendapatan rata-rata per-jam diperkirakan akan tumbuh 0.2 persen (Month-over-Month), lebih lambat dibandingkan laju 0.4 persen pada periode sebelumnya.

"Secara khusus, fokusnya adalah seberapa kuat komponen gaji dalam laporan ketenagakerjaan itu nantinya. Gaji yang kuat akan menggarisbawahi konsumsi swasta yang tangguh dan mempercepat rebound dalam yield obligasi AS sehingga pada gilirannya membuat Dolar/Yen menguji level tinggi baru," kata Junichi Ishikawa, pakar strategi forex senior dari IG Securities Tokyo, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

288035
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.