EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.45/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,167.48   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 4 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 5 menit lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 5 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 11 menit lalu, #Saham Indonesia

Dolar Australia Jatuh 2 Persen Sejak Akhir Pekan

Penulis

Dolar Australia jatuh terus terhadap Dolar AS hingga Senin pagi ini. Selain karena rendahnya harga komoditas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan hal tersebut.

Seputarforex.com - Dolar Australia jatuh, terus merosot terhadap Dolar AS dalam dua sesi berturut-turut hingga Senin (19/Mar) pagi ini. Sejak akhir pekan lalu, penurunan Dolar Australia terhadap Dolar AS mencapai 2 persen dan menjadi yang terbesar sejak Brexit. Saat berita ini ditulis, AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7703, dari 0.7789.

 

dolar-australia

 

 

Setelah jatuh 1 persen pada hari Kamis (15/Mar), Dolar Australia menamabah penurunan sebanyak 1 persen lagi pada hari Jumat. Menurut analis teknikal Business Insider Australia, setelah menembus uptrend sejak awal Maret, penurunan AUD/USD pada pekan lalu berada di bawah MA 100 dan 200-day, sehingga menambah momentum turun dalam beberapa hari terakhir.

Elias Haddad, analis Commonwealth Bank mengatakan bahwa merosotnya Dolar Australia bukan hanya dikarenakan oleh selling secara teknikal, tapi juga lemahnya harga komoditas dan ketidakpastian outlook perdagangan global.

"AUD/USD turun akibat penguatan Dolar AS, turunnya harga bijih besi, dan perdagangan global yang sedang diselimuti ketidakpastian," kata Haddad. "Dolar AS naik sedikit selama sesi Amerika pada Jumat lalu, diiringi dengan kenaikan Yield obligasi US Treasury hingga 3bp menuju 2.84 persen, terdukung oleh data ekonomi AS."

Apapun yang menjadi katalis atas pergerakan Dolar Australia, penurunan terhadap Dolar AS kali ini adalah yang tercuram sejak Juni 2016. Hari ini, kalender ekonomi minim rilis indikator penting. Menurut analis tersebut, kondisi itu kurang menarik bagi trader, sehingga faktor teknikal-lah yang akan mendikte pergerakan Dolar Australia dalam jangka pendek.

Selain itu, analis John Kehoe, dalam kolom opininya di Financial Review hari ini, mengatakan bahwa penurunan Dolar Australia disebabkan pula oleh pernyataan Larry Kudlow minggu lalu. Kudlow mengatakan bahwa kuatnya Dolar AS baik bagi ekonomi Amerika. Greenback yang menguat berarti Dolar Australia relatif lemah, dan itu tidak baik bagi Bank Sentral Australia (RBA) yang mulai merendungkan kemungkinan untuk kenaikan suku bunga.


3 Alasan Untuk Short Dolar Australia

Ilan Dekell, Analis dari AMP Capital Investors mengatakan pada Bloomberg di akhir bulan Februari lalu, bahwa Dolar Australia dapat jatuh hingga 0.73 per dolar AS sebelum akhir tahun 2018. Berikut ini tiga alasan mengapa trader perlu pasang Short Dolar Australia menurut Dekell:

  1. Perbedaan tingkat suku bunga. Bank Sentral Australia mempertahankan suku bunga rendah, sedangkan Bank Sentral AS merencanakan kenaikan suku bunga.
  2. Term perdagangan Australia mengalami penurunan.
  3. Volatilitas pasar sedang dalam level naik, sehingga menindihkan tekanan bagi Dolar Australia.

282881
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.