EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 32 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 6 jam lalu, #Saham AS

Dolar Australia Melemah Lagi Gegara Rilis PMI China

Penulis

AUD/USD melemah karena Dolar Australia terkena imbas negatif dari buruknya laporan PMI China terkini, mengenai kondisi industri manufaktur dan non-manufaktur.

Dolar Australia mengakhiri upaya rebound-nya, setelah publikasi data Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan non-manufaktur China. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa (30/April), AUD/USD telah tergelincir sekitar 0.2 persen ke kisaran 0.7045. Pasangan mata uang AUD/NZD juga selip 0.12 persen ke level 1.060-an.

AUDUSD Daily

 

Sinyal Perlambatan Ekonomi China Masih Menyala

Data PMI Manufaktur China versi pemerintah untuk bulan April 2019 mengalami kemunduran dari 50.5 menjadi 50.1. PMI Non-manufaktur China juga terkoreksi dari 54.8 menjadi 54.3 dalam periode yang sama. Sementara itu, laporan PMI versi Caixin yang berfokus pada perusahaan manufaktur kecil dan menengah menderita penurunan lebih jauh dari 50.8 menjadi 50.2.

Secara keseluruhan, data PMI China kali ini kompak meleset dari ekspektasi. Optimisme pelaku pasar mengenai outlook ekonomi China sempat bangkit pasca rilis GDP dan profit korporasi beberapa waktu lalu, tetapi kini kembali surut. Dalam rangka menanggulangi sinyal perlambatan ekonomi yang masih terus berlanjut, Beijing diperkirakan akan terus mempertahakan stimulus ekonomi.

Dalam konteks ini, Dolar Australia terkena imbas negatif, karena vitalnya permintaan industri China sebagai salah satu sumber pesanan utama bagi komoditi ekspor negeri Kanguru. Namun, faktor yang membebani Aussie bukan hanya ini.

 

Aussie Kehilangan Dukungan Suku Bunga

David Cottle dari DailyFX mencatat, "Dalam grafik Daily, AUD/USD sudah kembali sepenuhnya ke dalam downtrend yang telah bertahan selama sebagian besar tahun 2018 karena suku bunga AS meningkat dan suku bunga Australia macet pada rekor level terendah 1.50 persen. Memang investor telah berubah sejak memperhitungkan sikap Federal Reserve AS yang lebih berhati-hati. Namun, (sikap hati-hati) Fed juga berlaku bagi Reserve Bank of Australia (RBA), dan meski suku bunga AS saat ini tampaknya tetap, kurva futures suku bunga Australia kini sepenuhnya memperhitungkan setidaknya satu kali pemangkasan."

Lanjutnya, "Dolar Australia masih bisa berkinerja baik jika minat risiko meningkat, dan sinyal solid apapun terkait kesepakatan dagang antara AS dan China kemungkinan akan memberinya dorongan signifikan. Australia punya andil di kedua sisi. Namun, kurangnya dukungan suku bunga bagi mata uang ini akan terus melatarbelakangi semua perdagangan AUD/USD, dan selama hal itu bertahan maka 'bears' kemungkinan terus mengendalikan situasi."

288322
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.