Dolar Australia mengakhiri upaya rebound-nya, setelah publikasi data Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan non-manufaktur China. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa (30/April), AUD/USD telah tergelincir sekitar 0.2 persen ke kisaran 0.7045. Pasangan mata uang AUD/NZD juga selip 0.12 persen ke level 1.060-an.
Sinyal Perlambatan Ekonomi China Masih Menyala
Data PMI Manufaktur China versi pemerintah untuk bulan April 2019 mengalami kemunduran dari 50.5 menjadi 50.1. PMI Non-manufaktur China juga terkoreksi dari 54.8 menjadi 54.3 dalam periode yang sama. Sementara itu, laporan PMI versi Caixin yang berfokus pada perusahaan manufaktur kecil dan menengah menderita penurunan lebih jauh dari 50.8 menjadi 50.2.
Secara keseluruhan, data PMI China kali ini kompak meleset dari ekspektasi. Optimisme pelaku pasar mengenai outlook ekonomi China sempat bangkit pasca rilis GDP dan profit korporasi beberapa waktu lalu, tetapi kini kembali surut. Dalam rangka menanggulangi sinyal perlambatan ekonomi yang masih terus berlanjut, Beijing diperkirakan akan terus mempertahakan stimulus ekonomi.
Dalam konteks ini, Dolar Australia terkena imbas negatif, karena vitalnya permintaan industri China sebagai salah satu sumber pesanan utama bagi komoditi ekspor negeri Kanguru. Namun, faktor yang membebani Aussie bukan hanya ini.
Aussie Kehilangan Dukungan Suku Bunga
David Cottle dari DailyFX mencatat, "Dalam grafik Daily, AUD/USD sudah kembali sepenuhnya ke dalam downtrend yang telah bertahan selama sebagian besar tahun 2018 karena suku bunga AS meningkat dan suku bunga Australia macet pada rekor level terendah 1.50 persen. Memang investor telah berubah sejak memperhitungkan sikap Federal Reserve AS yang lebih berhati-hati. Namun, (sikap hati-hati) Fed juga berlaku bagi Reserve Bank of Australia (RBA), dan meski suku bunga AS saat ini tampaknya tetap, kurva futures suku bunga Australia kini sepenuhnya memperhitungkan setidaknya satu kali pemangkasan."
Lanjutnya, "Dolar Australia masih bisa berkinerja baik jika minat risiko meningkat, dan sinyal solid apapun terkait kesepakatan dagang antara AS dan China kemungkinan akan memberinya dorongan signifikan. Australia punya andil di kedua sisi. Namun, kurangnya dukungan suku bunga bagi mata uang ini akan terus melatarbelakangi semua perdagangan AUD/USD, dan selama hal itu bertahan maka 'bears' kemungkinan terus mengendalikan situasi."