Pidato negara tahunan "State of the Union" yang disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump tadi pagi (6/Februari) sempat dikhawatirkan akan memengaruhi pergerakan Dolar AS. Namun, beberapa jam setelah pidato usai, Indeks Dolar AS (DXY) nyaris tak menunjukkan respon apapun. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa, DXY stabil pada posisi naik 0.08 persen di kisaran 96.15. Pasalnya, pidato Trump terhitung "lempeng", tidak mengandung muatan mengejutkan.
Tak Ada Yang Mengejutkan
Dalam pidatonya, presiden AS ke-45 menyinggung masalah perdagangan internasional dan anggaran negara, tetapi tak mengisyaratkan pendekatan radikal dalam menindaklanjuti kedua topik paling panas dalam masa pemerintahannya itu. Secara umum, ia hanya mengulangi kembali retorika yang diungkapkannya selama setahun lalu.
Menggariskan rencana prioritasnya tahun ini, Presiden Trump hanya menegaskan kembali bahwa imigrasi ilegal adalah krisis nasional dan ia ingin mendirikan tembok perbatasan untuk menanggulanginya. Sedangkan terkait dengan kesepakatan perdagangan dengan China, ia mengungkapkan, "harus mencakup perubahan nyata dan struktural untuk mengakhiri praktek perdagangan tak adil, mengurangi defisit perdagangan kita yang kronis, dan melindungi (lapangan) pekerjaan orang Amerika."
Menanggapi pidato tersebut, Ayako Sera, seorang ekonom pasar senior dari Sumitomo Mitsui Trust, mengatakan, "Pidato Trump tak mengandung kejutan. Umpamanya, ia tidak menyatakan keadaan darurat nasional (terkait anggaran bagi pembangunan tembok perbatasan -red), juga tidak membuat komentar menghebohkan tentang China."
Alih-alih, menurut Sera, "Kejatuhan Dolar Australia tampaknya lebih menarik perhatian."
Sorotan Pasar Lainnya
Tadi pagi, Dolar Australia tumbang setelah Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga, hanya sehari setelah rapat kebijakan yang dinilai optimistis oleh pelaku pasar. Menurutnya, suku bunga bisa naik maupun turun, tergantung kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi. Pada awal sesi Eropa, posisi intraday AUD/USD masih anjlok sekitar 1.35 persen pada kisaran 0.7136.
Sementara itu, rival Greenback lainnya dilanda berbagai problema. Euro masih lumpuh di level terendah sepekan versus Dolar AS, setelah rilis Purchasing Managers' Index (PMI) kemarin menunjukkan iklim bisnis terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Mata uang Poundsterling juga tertekan pada kisaran terendah dua pekan, karena berlanjutnya ketidakpastian Brexit telah menghalangi banyak perusahaan multinasional untuk meningkatkan investasinya di negara tersebut.
Hari ini, pelaku pasar akan menyoroti pula serangkaian data ekonomi berdampak menengah-tinggi yang dijadwalkan rilis pada sesi New York, mencakup sejumlah laporan yang perilisannya tertunda karena Government Shutdown. Diantaranya laporan Building Permits, Durable Goods Orders, Gross Domestic Products, Housing Starts, Trade Balance, dan Retail Sales (lihat: Kalender Forex). Investor dan trader dapat mengevaluasi ulang outlook ekonomi AS, apabila mayoritas data condong ke satu arah secara mengejutkan.
Ralat 7 Februari 2019
Rilis data Building Permits, Durable Goods Orders, dan Housing Starts ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Rilis data Penjualan Eceran (Retail Sales) digeser ke tanggal 14 Februari 2019. Sedangkan rilis data GDP AS Kuartal III/2018 akan dipublikasikan antara tanggal 21-26 Februari 2019