EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.94/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,120.97   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Durable Good Orders AS Terseok, Greenback Kebingungan

Penulis

Durable Goods Orders AS bulan Agustus 2015 terpangkas menjadi sekitar minus 2.0 persen. Padahal sebelumnya sudah berada di level 2.2 persen. Namun demikian hal tersebut tak terlalu diambil hati oleh para analis mengingat koreksi ini sudah dalam kerangka antisipasi mereka.

Pencapaian hasil penjualan barang-barang tahan lama di bulan Agustus kemarin harus terkoreksi 4.2 persen menjadi minus 2.2 persen . Padahal pada periode sebelumnya sempat menangguk untung 2.2 persen. Perkiraan para ekonom sebenarnya juga sudah menggambarkan akan hal ini. Bahwa akan ada banyak penurunan setelah beberapa bulan sektor ini mengalami kemajuan yang cukup berarti.

durable goods orders Agustus 2015

Bergantung Dari Dalam

Malam ini tersaji jelas bahwa sub sektor yang cukup mengalami tekanan adalah barang-barang pertahanan dan sarana transportasi berupa pesawat terbang. Pesanan kepada pabrik pembuat produk-produk pertahanan perang dikabarkan harus mengalami penurunan sekitar 2 persen. Hal tersebut seakan memupus pencapaian yang telah didapat pada pesanan bulan sebelumnya yaitu sekitar 1.9 persen. Bagian lain yang cukup terguncang juga adalah pesanan dari para produsen pesawat terbang. Di bulan Agustus lalu, mereka harus mau menerima pengurangan pesanan sebanyak 5.9 persen. Memang bagi sebagian pihak kedua sub sektor di atas tidak terlalu dijadikan fokus perhitungan mengingat keduanya termasuk kategori pesanan yang sangat mudah berubah.

Jadi apakah ini mencerminkan seretnya penjualan secara keseluruhan di sektor ini? Mungkin bisa digambarkan bahwa sektor penjualan dari barang-barang tahan lama ini hanya bisa mengambil untung dari konsumsi lokal. Ini pun tidak secara keseluruhan sub sektor dapat mengambil untung. Walaupun hasil menurun tetapi paling tidak dari sisi barang-barang yang dikategorikan “core capital expenditure” masih dapat mengalami kenaikan. Terpantau dari situs Wbponline.com, sub sektor ini berhasil mengapalkan produk-produknya naik menjadi 1.8 persen. Padahal periode Juli lalu hanya mampu meningkatkan kiriman 0.7 persen saja. Cukup memberi angin segar bukan?

Turunnya pesanan barang-barang tahan lama pada Agustus memang sudah diantisipasi oleh sebagian ekonom. Salah satunya adalah Paul Ashworth, ekonom dari Capital Economics, katanya, “ Kami melihat penurunan ini adalah hal yang wajar. Mengingat faktor–faktor semacam menguatnya nilai mata uang dolar AS sendiri, melemahnya kondisi perekonomian di Tiongkok dan turunnya investasi di sektor energi masih tidak dapat kita hindari. Jadi kemungkinan perusahaan hanya akan banyak bergantung pada pasar di dalam negeri saja, akan sangat masuk akal. Dan menurut perhitungan kami sektor ini akan kembali bergerak meningkat pada kwartal ketiga ini”.

Dolar AS Tak Menentu

Setelah minggu kemarin The Fed memupus harapan para investor untuk segera dinaikkannya suku bunga acuan, hari ini sebagai awal munculnya indikator penting kesehatan bisnis di AS, ditanggapi beragam oleh para pelaku pasar. Sinyal paling kuat muncul dari daratan Eropa dan Jepang. Greenback terlihat harus mengakui kekuatan Euro. Terbukti Euro mampu mengangkat diri lebih dari 0.89 persen terhadap Greenback dengan berhasil menembus level 1.1280. Begitu juga dengan Yen. Sang Samurai berhasil memangkas keunggulan dolar AS menjadi hanya 119.30 Yen per dolar AS nya. Itu menunjukkan bahwa dolar AS telah terkoreksi sekitar 0.79 persen. Nah..sekarang bagaimana kejelasan untuk hari-hari ke depan? Apakah investor masih tetap setia “bertaruh” pada kekuatan perekonomian AS sebagai daya dukung utama “rally” nya dolar AS?

247652
Penulis

Kukuh Raharjo aktif sebagai penulis berita dan artikel di Seputarforex.com sejak tahun 2014 serta aktif juga sebagai freelance di dunia social media promotion. Sambil masih bertrading forex online, Kukuh Raharjo juga menggeluti dunia blogging dengan posisinya sebagai pengisi konten lepas.