Berita ekonomi pada Senin (27/2) malam datang dari laporan Departemen Perdagangan AS yang merilis data jumlah pesanan barang tahan lama atau Durable Goods Orders. Selama bulan Januari, data nampak naik cukup signifikan. Namun, Greenback terpantau nyaris tidak bereaksi, mengingat fokus investor sebenarnya tertuju pada pidato Donald Trump di hadapan Kongres pada Selasa malam waktu setempat atau Rabu pagi WIB.
Departemen Perdagangan AS melaporkan data Durable Goods Orders selama Januari melonjak 1.8 persen, setelah terjadi penurunan -0.5 persen pada Desember lalu. Membaiknya jumlah pesanan barang tahan lama AS menandakan bahwa permintaan pasar domestik Amerika kini tengah menanjak sehingga akan mendorong perusahaan melakukan investasi yang akan memacu perekonomian Negeri Paman Sam.
Data Durable Goods Orders yang rilis di awal sesi New York malam ini lebih baik bila dibandingkan ekspektasi ekonom yang sebelumnya memprediksi pesanan barang tahan lama hanya akan meningkat sebanyak 1.6 persen. Sementara itu, bila tidak memperhitungkan sektor otomotif, terjadi penurunan 0.2 persen di bulan Januari, setelah naik 0.9 persen pada Desember tahun lalu.
Dollar Kokoh, Pasar Nantikan Pidato Trump
Dollar AS nyaris tidak bereaksi pasca rilis data Durable Goods Orders oleh Departemen Perdagangan di awal sesi New York malam ini. Secara umum, Greenback berada di level tinggi versus berbagai Major Currency. Terhadap Yen, Greenback berjuang naik dari level low 2.5 pekan; sedangkan pasangan mata uang lainnya seperti EUR/USD kembali menguat, mencoba menyentuh high hari Jumat lalu. Sedangkan terhadap Sterling, Dollar AS masih berada di jalur penguatan setelah menyeruak isu referendum Skotlandia kedua.
Investor masih menanti pidato Presiden Donald Trump pada hari Selasa besok di hadapan Kongres. Trump akan menyampaikan kebijakan yang diharapkan oleh pelaku pasar menyinggung mengenai rencana reformasi pajak dan pengeluaran belanja infrastruktur.
Para analis berpendapat, bila pidato Trump tidak memberikan gambaran jelas mengenai rencana kebijakan domestik AS, maka akan menekan laju Greenback yang telah menguat dalam beberapa bulan terakhir, sehingga memberikan keuntungan bagi mata uang Major lainnya.