EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   EUR/JPY pertahankan kenaikan setelah hasil beragam dalam data IMP Jerman dan zona Euro, di atas level 165.00, 30 menit lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP terdepresias ke dekat level 0.8600 setelah hasil beragam dalam data IMP zona Euro dan Inggris, 31 menit lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/JPY naik ke puncak baru harian, di atas pertengahan 191.00 setelah IMP Inggris beragam, 32 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling incar lebih banyak penurunan di tengah kuatnya prospek penurunan suku bunga BoE, 33 menit lalu, #Forex Fundamental   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Efek Perang Dagang Dorong Dolar AS Tumbang Dari Tertinggi Dua Tahun

Penulis

Efek perang dagang yang lebih besar dan meningkatkan prospek Fed Rate Cut, mengakibatkan Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang mayor.

Indeks Dolar AS (DXY) mendadak berbalik bearish pada sesi New York tadi malam. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa (24/Mei), posisinya telah jauh terguling dari level tertinggi dua tahun yang tercapai pada hari Kamis, dan terombang-ambing dekat kisaran terendah sepekan pada 97.75. Pemicu anjloknya Greenback kali ini adalah efek perang dagang terhadap perekonomian AS yang boleh jadi lebih besar dibandingkan ekspektasi sebelumnya.

DXY Daily

 

Sektor Manufaktur AS Tumbang, Trump Ngotot Perang Dagang

Sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis kemarin malam kompak memerah. New Home Sales anjlok 6.9 persen (Month-over-Month) pada bulan April, setelah sempat naik 8.1 persen pada periode sebelumnya. Laporan Purchasing Managers' Index (PMI) versi Markit untuk bulan Mei (preliminer) juga mengindikasikan melemahnya laju sektor manufaktur dan jasa di negeri Paman Sam. Bahkan, pertumbuhan sektor manufaktur AS saat ini adalah yang paling lambat dalam nyaris satu dekade terakhir.

Sementara itu, pada hari yang sama, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa Huawei "sangat berbahaya", tetapi pemblokiran yang dilakukan AS terhadap kepentingan bisnis perusahaan telko raksasa itu bisa diselesaikan dalam kerangka kesepakatan dagang AS-China. Sinyalemen ini merupakan preseden buruk yang memantik spekulasi kalau Trump akan memaksa Federal Reserve menggunakan kebijakan moneter sebagai "senjata" dalam perang dagang versus China.

Beberapa waktu lalu, Trump secara sambil lalu sempat menghimbau agar Fed memangkas suku bunga dan menggalakkan kembali program pembelian obligasi, guna mengimbangi stimulus moneter yang diluncurkan oleh bank sentral China (People's Bank of China/PBoC). Pelaku pasar sempat mengabaikan komentar tersebut karena bank sentral memiliki prinsip independensinya sendiri. Namun dalam situasi ini, Trump dikhawatirkan akan berani melakukan apa saja demi menggempur tembok besar China.

 

Prospek "Fed Rate Cut" Meningkat

Tanpa tekanan dari Trump sekalipun, data PMI Manufaktur menyiratkan bahwa Fed akan punya cukup alasan untuk memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Opini ini mendorong yield obligasi AS jatuh ke level terendah sejak bulan Oktober 2017, padahal baru berupaya rebound beberapa hari lalu. Posisi yield obligasi bertenor 10 tahunan (10-year US Treasury) saat ini berada pada 2.317. Akibatnya, Dolar AS pun ikut melemah terhadap sebagian besar mata uang mayor.

US 10 Year Treasury Yield

"Pasar memperhitungkan pemangkasan suku bunga (Fed) sebagai akibat dari konflik perdagangan yang diperkirakan bisa lebih besar dibandingkan bayangan sebelumnya, walaupun Fed belum membicarakannya sama sekali," kata Yukio Ishizuki, pakar mata uang senior di Daiwa Securities, kepada Reuters. Lanjutnya, "Pemerintahan Trump diekspektasikan semakin menekan Fed mulai dari sekarang. (Namun) investor memikirkan skenario pemangkasan suku bunga walaupun Fed tak tunduk pada (tekanan Trump) itu."

288646
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.