EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,992.60   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 14 jam lalu, #Saham AS

Euro Melemah, Tertekan Masalah Turki Dan Italia

Penulis

Krisis Turki yang berkombinasi dengan kebuntuan negosiasi rancangan anggaran fiskal Italia, menjadi faktor pembeban Euro sore ini.

Seputarforex.com - Euro masih tertekan terhadap Dolar AS dan Poundsterling di sesi Eropa, Rabu (15/Agustus) sore ini. Mata uang tersebut disinyalir terbebani oleh krisis Turki yang berkombinasi dengan kebuntuan negosiasi rancangan anggaran fiskal Italia. Saat berita ini ditulis, EUR/USD turun dari angka 1.1387 ke 1.1327. Sementara itu, EUR/GBP diperdagangkan di 0.8911, cenderung flat di level rendah menjelang laporan inflasi Inggris.

eu

 

Krisis Turki Dan Negosiasi Anggaran Italia

Mata uang single currency, Euro, masih mengalami tekanan yang cukup berat dari potensi kolaps bank-bank di kawasan Eropa karena dampak negatif krisis Turki. Pasar masih mengkhawatirkan kebijakan pemerintah Turki dalam menangani krisis kemerosotan Lira, terutama keputusan Presiden Tayyip Erdogan yang menolak menaikkan suku bunga, walaupun nilai tukar Lira Turki jatuh drastis.

Sementara itu, negosiasi soal rancangan anggaran fiskal Italia di Brussels mengalami kebuntuan. Pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan setelah pihak Uni Eropa menilai pemerintah Italia terlalu banyak menghambur-hamburkan uang untuk program yang tidak penting.

 

Outlook Euro Masih Suram

"Daya tarik obligasi AS menguatkan permintaan terhadap Dolar AS. Hal itu berkombinasi dengan keraguan terhadap upaya normalisasi (moneter) European Central Bank, sehingga kenaikan EUR/USD pun terbatas untuk saat in," kata Esther Maria Reichelt, analis forex dari Commerzbank. Ia menambahkan bahwa kekacauan pasar akibat masalah ekonomi Turki, kemungkinan akan menjadi faktor yang menghalangi ECB untuk melakukan normalisasi moneter.

Pakar lainnya, Kathy Lien dari BK Asset Management juga memperkirakan Outlook Euro masih suram. Dengan mempertimbangkan latar belakang perang dagang global, perlambatan pertumbuhan China, dan krisis ekonomi Turki, Lien mengestimasi jika dalam jangka menengah, EUR/USD akan menembus level 1.13 dan Stop berikutnya akan mencapai level 1.12.

284915
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.