EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,091.41   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 4 jam lalu, #Saham AS

Euro Menguat Terdorong Kenaikan Inflasi Zona Euro

Penulis

Inflasi Zona Euro naik 1.4 persen (YoY) di bulan Maret, naik dari 1.1 persen di bulan Februari. Angka tersebut cocok dengan ekspektasi pasar.

Seputarforex.com - Inflasi Zona Euro di bulan Maret meningkat sesuai dengan ekspektasi. Kontributor utamanya adalah kenaikan harga makanan dan jasa. Data ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mengurangi stimulus moneternya.

 

makanan-eropa

 



Biro Statistik Uni Eropa, Eurostat, pada hari Rabu (04/Apr) sore ini melaporkan bahwa inflasi Zona Euro naik 1.4 persen (YoY) di bulan Maret. Angka tersebut lebih baik dari pencapaian 1.1 persen di bulan Februari. Angka di bulan Maret tersebut cocok dengan ekspektasi pasar.

Pertumbuhan inflasi yang membalap ekspektasi pada periode ini, sebagian besar bersumber dari harga makanan uprocessed yang naik sebanyak 0.9 persen. Para ekonom mengekspektasikan bahwa kenaikan kali ini merefleksikan hawa dingin yang melanda Eropa, sehingga harga buah-buahan dan sayuran mengalami kenaikan. Sementara itu, inflasi inti Zona Euro yang tidak memasukkan volatilitas harga energi dan makanan, menunjukkan kenaikan sebesar 1.3 persen (YoY) pada bulan Maret, dari 1.2 persen pada bulan Februari.

Tak hanya inflasi, Euro juga mendapat kabar gembira dari sektor ketenagakerjaan yang menunjukkan bahwa tingkat pengangguran turun sebanyak 141,000 orang pada bulan Februari.

 

Rilis Inflasi Positif Belum Tentu Membuat ECB Hawkish

Walaupun inflasi Zona Euro kini hampir mendekati target 2 persen ECB, para pembuat kebijakan di bank sentral tersebut masih memperdebatkan perlu tidaknya penyelesaian skema pembelian aset sebesar 2.55 triliun euro.

Ewald Nowotny, salah satu anggota ECB dari Bank Sentral Austria mengatakan di minggu lalu, bahwa ECB kemungkinan akan memutuskan kemungkinan pemotongan pembelian obligasi dalam rapat di pertengahan tahun ini. Itupun jika segala sesuatunya berkembang sesuai ekspektasi dan tidak ada yang merosot hingga tertinggal.


Euro Melonjak

Merespon cerahnya angka inflasi dan Tingkat Pengangguran, Euro menguat terhadap Dolar AS, dengan jarum candle EUR/USD yang melonjak 0.29 persen ke angka 1.2307, dan diperdagangkan di angka 1.2289 saat berita ini ditulis.

Selain karena data Zona Euro, Dolar AS memang sedang diterpa bias bearish sehubungan dengan potensi perang dagang AS-China. Menurut Stephen Innes, analis dari OANDA, minat risiko para investor tampaknya tidak akan pulih dengan cepat, kecuali ada hal yang meredakan gejolak perang dagang AS-China. Oleh sebab itu, para pelaku pasar tidak mau mengambil aset berisiko terlalu cepat, sampai ada perkembangan positif dalam nuansa perdagangan ke depan.

283102
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.