EUR/USD 1.068   |   USD/JPY 154.360   |   GBP/USD 1.247   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,379.20/oz   |   Silver 28.58/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 1 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 1 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 6 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Euro Tumbang, Dolar Menggeliat Akibat Merosotnya Laju GDP Jerman

Penulis

Rilis data GDP Jerman tahun 2018 menunjukkan rekor pertumbuhan paling buruk dalam lima tahun terakhir, sehingga mengakibatkan Euro merosot spontan.

Euro anjlok 0.33 persen terhadap Dolar AS ke level terendah lima hari di sekitar 1.1430 pada pertengahan sesi Eropa hari Selasa ini (15/Januari), setelah rilis data GDP Jerman tahun 2018 menunjukkan rekor pertumbuhan paling buruk dalam lima tahun terakhir. Walaupun data Neraca Perdagangan yang dirilis nyaris bersamaan menunjukkan peningkatan surplus, tetapi pelaku pasar lebih mengkhawatirkan sinyal perlambatan ekonomi Zona Euro.

Euro Tumbang Akibat Merosotnya Laju GDP Jerman

 

GDP Jerman Terburuk Dalam Lima Tahun

Kantor statistik federal melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jerman sepanjang tahun 2018 hanya mencapai 1.5 persen, jauh lebih buruk dibandingkan ekspansi 2.2 persen yang dialami pada tahun 2017. Ini merupakan pertumbuhan GDP paling rendah sejak tahun 2013 dan memunculkan kekhawatiran mengenai masa depan Zona Euro, karena Jerman merupakan negara ekonomi terbesar di kawasan ini.

Data GDP Jerman 2018

Selain itu, walau angka GDP Jerman tersebut sesuai dengan ekspektasi analis, tetapi membangkitkan kekhawatiran tentang rencana kenaikan suku bunga ECB di tengah perlambatan ekonomi dunia, konflik dagang berkelanjutan dengan AS, serta risiko ketidakpastian Brexit.

"Ada peningkatan kerisauan mengenai dinamika ekonomi Zona Euro. (Data) ini mengonfirmasi kerisauan tersebut dan sekarang kami mengekspektasikan ECB akan lebih berhati-hati," ujar Esther Maria Reichelt, pakar analisa forex dari Commerzbank. Lanjutnya lagi, "Dalam jangka pendek, risiko terbesar bagi Eropa dan Euro adalah Brexit yang kacau dan bertepatan dengan momen paling jelek untuk perekonomian Jerman."

 

Pergelutan Bears vs Bulls Jelang Voting Di Parlemen Inggris

Rilis data GDP Jerman memicu aksi jual Euro sekaligus membalik posisi Indeks Dolar AS yang tertekan selama sesi Asia dan awal sesi Eropa, sehingga DXY naik 0.26 persen ke level 95.84. Sementara itu, Pounds yang sebelumnya ditunjang oleh optimisme menjelang voting di Parlemen Inggris hari ini juga mulai dibayangi aksi jual spekulator, sehingga GBP/USD anjlok sekitar 0.40 persen ke level 1.2841, dan EUR/GBP memangkas pelemahan di kisaran 0.8899.

"Para spekulator tengah bertaruh bahwa kegagalan voting bisa mengakibatkan tertundanya Brexit dari 29 Maret ke Juli untuk memberi waktu bagi pemilu baru atau referendum kedua," ujar Philip Wee, pakar strategi dari DBS, sebagaimana dikutip oleh Reuters. Namun, sebagian pelaku pasar lainnya bertaruh kalau Pounds bakal anjlok segera setelah PM Theresa May kalah besar dalam voting tersebut.

287018
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.