EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,148.30   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 2 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 2 jam lalu, #Saham AS

Eurostat: Ekonomi Zona Euro Melambat Pada Kuartal II/2019

Penulis

Euro melemah seusai rilis data pertumbuhan ekonomi Zona Euro yang sesuai ekspektasi, menunjukkan perlambatan di Italia dan kondisi nyaris resesi di Jerman.

Laju pertumbuhan ekonomi Zona Euro melambat dalam kuartal II/2019, karena perekonomian Jerman nyaris resesi dan perdagangan internasional melambat secara signifikan. Data preliminer dari Eurostat menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) hanya mencapai 0.2 persen (Quarter-over-Quarter), setelah sempat meningkat 0.4 persen pada kuartal pertama.

Dalam basis tahunan, laju GDP Zona Euro melambat dari 1.3 persen menjadi 1.2 persen (Year-on-Year). Kinerja sesuai dengan estimasi pasar, sehingga mengonfirmasi perlambatan ekonomi di kawasan yang tengah terancam oleh brexit dan perang dagang ini.

EURUSD

Perdagangan internasional menjadi salah satu beban utama bagi GDP Zona Euro, karena impor dan ekspor sama-sama tumbang. Secara keseluruhan, perdagangan memberikan kontribusi -0.1 persen terhadap angka GDP keseluruhan.

Meskipun Zona Euro tak terlibat secara langsung dalam kisruh perang dagang AS-China, tetapi perusahaan-perusahaan Eropa yang menjadi supplier permesinan dan otomotif ke pabrikan China telah menghadapi kemerosotan pesanan. Selain itu, investor dan pebisnis juga merasa terancam oleh rencana AS menerapkan tarif impor untuk produk otomotif, setelah ekspor baja dan aluminium Zona Euro dikenai tarif impor sejak tahun lalu.

Jerman, negara terbesar Zona Euro yang perekonomiannya mengandalkan ekspor, mencetak pertumbuhan -0.1 persen pada kuartal II/2019. Ini merupakan kinerja ekonomi terburuk dibandingkan negara anggota Zona Euro lainnya. Apabila skor pertumbuhan tercatat negatif lagi pada kuartal ketiga, maka Jerman secara resmi dapat dikatakan mengalami resesi.

Prancis, negara terbesar kedua di Zona Euro, berhasil mempertahankan laju pertumbuhan 0.3 persen pada kuartal II/2019, sama dengan kuartal pertama. Akan tetapi, Italia sebagai negara terbesar ketiga di Zona Euro, mencatat pertumbuhan nol persen dalam kurun waktu yang sama, versus 0.1 persen pada periode sebelumnya.

Secara keseluruhan, data pertumbuhan ekonomi Zona Euro kali ini mendukung estimasi peluncuran stimulus moneter masif oleh bank sentral Eropa (ECB) dalam rapat kebijakan minggu depan. Apalagi pertumbuhan ketenagakerjaan juga melambat dari 0.4 persen pada kuartal pertama menjadi 0.2 persen saja.

Euro mengalami pelemahan seusai rilis data ini. Pasangan mata uang EUR/USD tumbang hampir 0.1 persen ke kisaran 1.1025, sedangkan EUR/JPY tergelincir ke level 117.97. Euro hanya unggul terhadap Poundsterling yang tengah bergumul dengan kemungkinan diselenggarakannya pemilu dini dalam waktu dekat.

289976
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.