Pada hari Kamis (20/Juni), Departemen Statistik Selandia Baru merilis data GDP kuartal pertama tahun ini yang meningkat 0.6 persen dalam basis kuartalan (QoQ). Angka ini sesuai dengan ekspektasi ekonom dalam jajak pendapat Reuters, dan bertahan di level pertumbuhan kuartal sebelumnya.
Sementara dalam basis tahunan, ekonomi negeri Kiwi tercatat tumbuh sebesar 2.5 persen, mengungguli ekspektasi kenaikan 2.3 persen, dan lebih tinggi dari angka periode sebelumnya yang hanya naik 2.3 persen. Secara keseluruhan, data GDP Selandia Baru pagi ini mencerminkan hasil positif di tengah kekhawatiran terhadap prospek perlambatan ekonomi pada kuartal kedua 2019.
Faktor Yang Mendasari Kenaikan GDP New Zealand
Rilis data GDP kuartal pertama 2019 didorong oleh peningkatan aktivitas pabrik yang mencatat kenaikan 2.0 persen di sepanjang periode Januari-Maret 2019. Selain itu, aktivitas industri konstruksi meningkat sebesar 3.7 persen, menorehkan laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal ketiga 2017. Aktivitas Manufaktur juga dilaporkan mengalami peningkatan sebesar 1.4 persen, rebound dari penurunan -0.4 persen pada kuartal IV tahun lalu.
Namun, laju pertumbuhan ekonomi Selandia Baru di awal tahun 2019 masih sedikit terhambat oleh perlambatan aktivitas industri jasa yang hanya naik 0.2 persen, laju terlemah sejak 2012. Disamping itu, kenaikan pengeluaran rumah tangga juga lebih lambat dibandingkan kenaikan pada periode Oktober-Desember 2018. Industri utama Selandia Baru yang terdiri dari sektor pertanian, kehutanan dan produksi perikanan, bahkan dilapokan jatuh dari -0.3 persen ke -2.3 persen.
NZD/USD Mantapkan Kenaikan
Dolar Selandia Baru melanjutkan reli kenaikannya terhadap Dolar AS pasca rilis GDP pagi ini. Pair NZD/USD menjauhi level terendah sejak bulan Mei yang tersentuh di awal pekan. Pada time frame H4 di bawah ini, NZD/USD diperdagangkan pada kisaran 0.6574, menguat 0.6 persen dari harga Open harian.
Selain rilis GDP kuartal pertama tahun ini, penguatan NZD sebenarnya juga dibantu oleh pernyataan dovish Fed yang siap melakukan Rate Cut pada pertemuan FOMC selanjutnya. Kabar ini memberi sentimen negatif pada Dolar AS.
