Seputarforex.com - Harga emas jatuh akibat menguatnya Dolar AS, yang terjadi di tengah memanasnya konflik perdagangan AS dan China. Kamis (21/Juni) siang ini, harga emas futures untuk pengiriman bulan Agustus di Comex New York jeblok sebesar $7.1 atau 0.56 persen ke harga $1,267.40 per ons. Sementara itu, Emas spot masih sempat menunjukkan kenaikan tipis ke harga $1,269.05 per ons pagi tadi, dari sebelumnya di harga $1,267.40. Untuk emas Antam, harganya dibuka di Rp640,000 per gram setelah libur Lebaran dengan buyback price Rp564,000.
Harga Emas Turun, Konflik Dagang AS-China Kalah Dengan Rate Hike Fed
Harga emas rupanya lebih terpengaruh oleh pernyataan mengenai kenaikan suku bunga AS (Rate Hike) daripada konflik perang dagang. Rabu malam kemarin, Ketua Bank Sentral AS, Jerome Powell, menyampaikan pidato tentang pentingnya kelanjutan kenaikan suku bunga.
Menurut Powell, rendahnya tingkat pengangguran AS, inflasi yang semakin mendekati target, serta Outlook keseimbangan, sudah membutuhkan pengetatan moneter. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga secara gradual harus dilanjutkan oleh The Fed. Menyusul pidato tersebut, Dolar AS bersama dengan yield obligasi US Treasury pun menguat. Mau tak mau, harga emas yang kontradiktif dengan penguatan Dolar AS pun terguling turun.
Negara-Negara Maju Soroti Dampak Buruk Perang Dagang
Memanasnya hubungan perdagangan antara China dan Amerika Serikat di awal pekan ini tak cukup untuk mendongkrak harga emas dalam fungsinya sebagai aset safe haven. Senin lalu (18/Juni), Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan serangkaian bea impor atas produk dari China yang akan berlaku sekitar bulan depan.
China langsung membalas dengan menerapkan kebijakan bea impor serupa terhadap semua produk yang didatangkan dari AS. Selain itu, Beijing mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan yang sempat dirundingkan oleh perwakilan kedua negara beberapa waktu lalu, resmi dibatalkan.
Konflik perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut memicu reaksi dari petinggi bank sentral di negara-negara maju lainnya:
- Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengatakan, walaupun terlalu dini untuk menilai dampak dari perang dagang terhadap kebijakan moneter, tak dapat dipungkiri jika perang dagang telah menimbulkan pesimisme.
- Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ), Haruhiko Kuroda, mengutarakan bahwa ekonomi Jepang dapat menderita konsekuensi yang signifikan akibat tensi perdagangan Amerika-China.
Memandang fenomena yang sedang terjadi pada harga emas, broker Normal Bank Securities mengatakan pada Economic Times India, "Logam mulia sedang diperdagangkan di harga yang rendah hari ini di Comex. Kami mengekspektasikan harga emas akan mengalami range-bound dengan arah yang mendekati level rendah enam bulan gara-gara menguatnya Dolar AS."