Seputarforex.com - Harga emas naik tipis di hari Jumat (29/Juni) pagi ini, setelah tergelincir ke level rendah enam bulan di sesi sebelumnya. Lazimnya, emas merupakan safe haven yang akan naik harganya jika Dolar AS sedang melemah. Namun dalam beberapa waktu terakhir, harga emas terus menurun walaupun Dolar AS juga melemah. Pagi ini, saat Dolar AS mendapat sedikit penguatan, harga emas juga mendulang sedikit kenaikan.
Harga emas spot naik 0.1 persen ke posisi $1,248.64 per ons, dari level hari Kamis kemarin ($1,245.32) yang sekaligus menjadi level rendah sejak tanggal 13 Desember. Sementara itu, harga emas futures di Comex New York untuk pengiriman bulan September turun 0.1 persen ke harga $1,249.90 per ons.
Harga emas ANTAM hari ini naik Rp2,000 dibandingkan kemarin, yakni pada harga Rp644,000 per gram dengan buyback price ke harga Rp570,000 per gram.
GDP AS Direvisi Melambat
Kenaikan harga emas tampaknya merespon laporan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kemarin malam. Departemen Perdagangan AS mencatat, data GDP Final kuartal pertama yang berekspansi sebesar 2.0 persen, direvisi turun dari laporan GDP Second Realease bulan lalu yang mencapai 2.2 persen. Kendati demikian, GDP AS di kuartal kedua diprediksi akan kembali mendapatkan momentum dengan menguatnya kondisi pasar tenaga kerja, serta karena pemotongan pajak.
Harga Emas Masih Terancam Turun
Pergerakan harga emas yang sedang mengalami anomali terhadap Dolar AS saat ini. Sejumlah analis memperkirakan kondisi ini adalah akibat dari kenaikan suku bunga The Fed. Mantapnya perekonomian AS yang membuka lebar peluang tambahan kenaikan suku bunga sampai dua kali lagi tahun ini, membuat harga emas terancam turun.
Terkait hal tersebut, Presiden The Fed untuk wilayah Atlanta, Raphael Bostic, menyampaikan komentar yang bersentimen dovish tentang kondisi ekonomi AS. Ia khawatir perekonomian AS akan mengalami overheating, meskipun mengakui bahwa ekspansi yang terjadi sekarang ini masih cukup stabil.