Seputarforex.com - Pada sesi perdagangan Kamis (13/Sep) sore ini, harga emas stabil di dekat level tinggi satu pekan. Kabar negosiasi AS-China yang kemungkinan kembali dihelat, menimbulkan harapan terciptanya solusi konflik dagang AS dengan China. Optimisme ini pun mendukung harga emas di level tinggi saat ini.
Lagi, AS Dan China Akan Bernegosiasi
AS dan China dikabarkan akan kembali menggelar perundingan. Negosiasi terakhir melibatkan delegasi kedua negara yang tak memiliki wewenang besar dan berujung pada kegagalan. Sementara itu, perundingan kali ini akan diikuti oleh pejabat tinggi Amerika Serikat, yakni Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
Menurut Larry Kudlow, penasihat ekonomi Gedung Putih, Mnuchin telah mengirimkan undangan kepada pejabat senior China untuk kembali melakukan perundingan. Kabar ini seketika menjadi angin segar di tengah kekhawatiran pasar atas hampir pastinya tambahan bea impor AS untuk barang-barang China; serta sanksi perdagangan yang akan dijatuhkan China pada negara pimpinan Donald Trump tersebut. Harga emas pun naik karena Dolar AS yang tertekan.
"Sinyal pembicaraan perdagangan yang akan kembali digelar oleh AS dan Tiongkok adalah alasan utama (atas stabilnya harga emas di level tinggi), mengingat pasar yang masih short, serta mungkin sangat sensitif pada berita," kata Nicholas Frappell analis dari ABC Bullion, Australia.
Emas Mengandalkan "Belas Kasihan" Dolar AS
Harga emas spot masih berada di kisaran 1,205.78 per troy ons sore tadi, naik dari level terendah tanggal 24 Agustus di $1,187.21. Sedangkan harga emas futures naik 0.07 persen ke $1,211.70. Stabilnya harga emas juga tergambar dalam grafik XAU/USD di bawah ini, dimana harga emas berada pada level $1,205.84:
Stephen Innes, analis dari OANDA mengatakan bahwa emas saat ini benar-benar diperdagangkan atas dasar "belas kasihan" dari Dolar AS. Hal ini karena sulitnya menilai harga emas dengan menggunakan parameter selain Dolar AS di tengah kondisi ketidakpastian saat ini.