EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.650   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,386.04/oz   |   Silver 28.38/oz   |   Wall Street 37,798.97   |   Nasdaq 15,865.25   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 13 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 19 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Flat Jelang Temu OPEC Di Abu Dhabi

Penulis

Meski laporan jumlah drilling rigs akhir pekan lalu menunjukkan penurunan, tetapi peningkatan output OPEC bulan Juli seolah mencegah harga minyak naik lebih tinggi.

Seputarforex.com - Pada hari Senin pagi ini (7/Agustus), grafik harga minyak cenderung flat dekat level tinggi sembilan pekan. Meski laporan jumlah drilling rigs di Amerika Serikat akhir pekan lalu menunjukkan penurunan, tetapi peningkatan output OPEC bulan Juli seolah mencegah harga minyak naik lebih tinggi.

 

Emirat Gas Station

 

Didukung Oleh Ketenagakerjaan AS

Harga minyak mentah berjangka Brent sempat naik 0.15% ke $52.50 pagi ini, tetapi kemudian melandai lagi 0.15% ke $52.34 per barel saat berita ditulis. Dinamika serupa dialami oleh kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) yang kini diperdagangkan di kisaran harga $49.50.

Menurut ANZ Bank dalam catatan yang dikutip oleh Reuters, "Harga minyak mentah naik dengan kuat karena investor memandang data (ketenagakerjaan AS) sebagai pertanda positif bagi permintaan akan BBM di Amerika Serikat.... Penurunan kecil dalam jumlah sumur pengeboran aktif di AS juga turut mendukung harga."

Dalam laporan ketenagakerjaan AS yang dirilis akhir pekan lalu, tercantum kenaikan Nonfarm Payroll (NFP) di bulan Juli sebanyak 209,000, selain juga peningkatan rerata gaji perjam sebesar 0.3% Month-over-Month (MoM). Sedangkan laporan Baker Hughes menyebutkan jumlah oil drilling rigs berkurang dari 766 menjadi 765 dalam periode sepekan yang berakhir tanggal 4 Agustus.

 

Kepatuhan OPEC Dibahas Di Abu Dhabi

Terlepas dari indikasi-indikasi positif tersebut, fundamental pasar minyak masih mengarah pada akan melimpahnya surplus global. Produksi minyak mentah AS mencapai 9.43 juta barel per hari (bph), level tertinggi sejak Agustus 2015. Sementara itu, ekspor minyak mentah OPEC naik ke rekor tinggi 26.11 juta bph pada bulan Juli.

Para pejabat yang masuk dalam komite teknis gabungan negara-negara produsen minyak anggota OPEC dan Non-OPEC dijadwalkan bertemu di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada hari Senin dan Selasa. Kabarnya, agenda rapat bakal mendiskusikan upaya-upaya untuk meningkatkan kepatuhan pada kesepakatan pemangkasan output yang sejauh ini masih mandul.

 

Awas Permintaan Minyak Bearish

Sementara itu, sejumlah bank investasi multinasional dilaporkan memangkas ekspektasi harga minyak mereka. Survey oleh Wall Street Journal atas 15 bank investasi menunjukkan bahwa penurunan forecast harga minyak sudah memasuki bulan ketiga berturut-turut. Rata-rata bank investasi memperkirakan Brent akan berada di harga rata-rata $53 per barel sepanjang tahun ini, turun $2 dari hasil survey bulan Juni. Forecast harga minyak Brent untuk tahun 2018 pun menyusut $2 ke $55 per barel.

"Dalam jangka sangat pendek, kami hati-hati menghadapi harga (minyak), terutama pada September dan Oktober, ketika permintaan minyak mentah dan olahannya secara musiman berbalik bearish," ujar Michael Wittner, Kepala Analis Minyak di Societe Generale.

279816
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.