EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,007.06   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 14 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 14 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Sulit Pertahankan Level Tinggi Lima Pekan

Penulis

Harga minyak masih bertahan di kisaran level tinggi lima pekan sejak akhir pekan lalu hingga perdagangan Selasa malam, tetapi perlahan melandai pada Rabu pagi ini.

Seputarforex.com - Harga minyak masih bertahan di kisaran level tinggi lima pekan sejak akhir pekan lalu hingga perdagangan Selasa malam, tetapi perlahan melandai pada Rabu pagi ini (20/September). Negara-negara Timur Tengah menampilkan keinginan mereka untuk memperluas atau memperpanjang pemberlakukan kesepakatan pemangkasan output; meski demikian, sinyal dari pasar minyak Amerika Serikat agak membebani pasar.

Harga Minyak Sulit Pertahankan Level Tinggi Lima Pekan

 

Tren Bullish Didukung Banyak Faktor

Sentimen di pasar minyak sudah membaik sejak International Energy Agency (IEA) menaikkan proyeksi permintaan minyak tahun 2017 pada akhir minggu lalu. Di sisi lain, ekspor minyak mentah Arab Saudi untuk bulan Juli dikabarkan menurun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir.

"Tren bullish untuk minyak disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti revisi demand lebih tinggi dari OPEC dan IEA, ekspor minyak Arab Saudi yang jatuh ke level rendah tiga tahun pada Musim Panas, dan terakhir, berlanjutnya pelemahan Dolar AS," ujar Frank Schallenberger, Pimpinan Riset Komoditas di LBBW, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Turun memperkuat nuansa bullish ini, Irak menyatakan bahwa OPEC tengah mendiskusikan beberapa opsi untuk memperluas pakta pembatasan output mereka. Termasuk diantaranya perpanjangan masa berlaku hingga setelah Maret 2018, dan pemangkasan output dalam jumlah lebih besar.

Perwakilan negara-negara OPEC akan bertemu kembali dengan delegasi negara-negara produsen minyak Non-OPEC pada hari Jumat besok untuk mendiskusikan topik ekstensi pemangkasan output tersebut. Nigeria dan Libya pun bakal mengirimkan wakil-wakilnya, meski mereka tak termasuk daftar negara yang harus mentaati kesepakatan kuota saat ini.

 

Minyak Shale AS Jadi Penghalang

Sementara itu, peningkatan harga minyak mentah telah menggiatkan aktivitas pengeboran minyak Shale di negeri Paman Sam. Hari Senin lalu, Pemerintah AS menyatakan bahwa mereka memperkirakan output shale akan naik untuk bulan kesepuluh berturut-turut di bulan Oktober mendatang. Tepatnya, berdasarkan forecast US Energy Information Administration (EIA), output dari tujuh ladang Shale akan naik sebanyak 79,000 bph ke angka total 6.1 juta bph.

Analis dari bank multinasional Commerzbank menilai, "Ini akan mempersulit OPEC untuk mencapai keseimbangan pasar yang diinginkan."

Terlebih lagi, persediaan minyak mentah di tangki-tangki penyimpanan AS masih tinggi, walau perlahan menyusut pasca rentetan badai yang melanda sejak awal September. Menurut estimasi terbaru dari American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah hanya naik 1.4 juta barel pekan lalu, di bawah ekspektasi 2.9 juta barel. Stok Gasoline berkurang 5.1 juta barel dan stok hasil distilasi merosot 6.1 juta barel; tetapi

Saat berita ini dirilis, harga minyak Brent berada di kisaran $55.41 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $49.54 per barel.

280311
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.