EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 7 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Inflasi Produsen China Catat Laju Terlemah Sejak 2016

Penulis

Melemahnya permintaan domestik berdampak langsung terhadap Inflasi China di tingkat produsen (PPI), yang menunjukkan pertumbuhan paling lesu dalam 3 tahun terakhir.

Departemen Statistik China pada hari Jumat (15/2) merilis data Inflasi Produsen (PPI) yang hanya tumbuh 0.1 persen YoY di bulan Januari 2019. Hal tersebut sekaligus menandai perlambatan selama tujuh bulan secara beruntun, dan menjadi pertumbuhan dalam laju terlemah sejak September 2016.

PPi China

Angka Inflasi Produsen China yang hanya sebesar 0.1 persen di atas, lebih buruk dibandingkan forecast ekonom yang memprediksi pertumbuhan di 0.3 persen YoY. Dalam basis bulanan (MoM), PPI jatuh ke level 0.6 persen, lebih buruk dari angka periode sebelumnya yang sebesar 1.0 persen, dan menandai penurunan ketiga dalam 3 bulan terakhir.

Perlambatan juga terjadi pada Inflasi Konsumen (CPI) China yang tumbuh 1.7 persen YoY di bulan Januari, atau sedikit turun dari rilis periode sebelumnya sebesar 1.9 persen. Hasil itu mengecewakan proyeksi pasar yang mengharapkan CPI tidak berubah dari level sebelumnya di 1.9 persen. Ekonom berpendapat bahwa pelunakan pada harga-harga di tingkat konsumen China disebabkan oleh lemahnya permintaan domestik dalam beberapa bulan terakhir.

 

Lemahnya Inflasi Buka Jalan Pelonggaran Moneter

Rilis Inflasi China yang cukup mengecewakan membuka jalan bagi otoritas China untuk melakukan pelonggaran moneter guna menopang perekonomian. Dengan pertumbuhan PPI tahunan yang hanya 0.1 persen, pasar melihat kemungkinan terjadi deflasi di negara ekonomi terbesar kedua dunia tersebut semakin meningkat. Risiko deflasi lebih lanjut akan merusak profitabilitas perusahaan dan akan berdampak buruk bagi perekonomian.

Survei pabrik terbaru menunjukkan terjadi pelemahan cukup signifikan pada pesanan domestik dan menyusutnya aktivitas bisnis, terutama pada sektor manufaktur yang berkontribusi sebagai sumber utama pertumbuhan dan pekerjaan. Saat berita ini di-update pada pukul 10:50 WIB, pair USD/CNY berada di kisaran 6.776, terus menguat dari level pembukaan harian yang berada di level 0.6772.

287406
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.