Pasangan mata uang EUR/USD hanya mencatat kenaikan tipis ke kisaran 1.1386, sekitar satu jam setelah rilis data inflasi Zona Euro pada pertengahan sesi Eropa hari ini (28/Juni). Euro juga flat versus Yen di kisaran 122.53, sementara EUR/GBP tampak kesulitan mempertahankan posisinya di sekitar level 0.8981. Meski inflasi Zona Euro stabil pada level 1.2 persen (Year-on-Year) bulan ini, tetapi analis menilai kalau outlook inflasi kawasan 19 negara itu masih lesu.
Grafik EUR/USD Daily via TradingView
Badan statistik Eropa, Eurostat, melaporkan bahwa laju inflasi bulan Juni 2019 (preliminer) tetap sama dengan bulan Mei, yakni 1.2 persen (Year-on-Year), dan sesuai dengan estimasi awal. Data inflasi inti meningkat dari 0.8 persen menjadi 1.1 persen (Year-on-Year) dalam periode yang sama, melampaui estimasi yang dipatok pada 1.0 persen.
Pencapaian tersebut masih jauh dari target 2 persen yang ditentukan oleh bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB). Akibatnya, pelaku pasar masih mengkhawatirkan prospek pelonggaran kebijakan moneter tambahan berupa stimulus baru atau pemangkasan suku bunga (rate cut), yang baru-baru ini dilontarkan oleh Presiden ECB Mario Draghi. Apalagi, outlook inflasi Zona Euro pun tetap suram di tengah besarnya tekanan yang ditanggung perusahaan-perusahaan seantero Eropa akibat penurunan permintaan domestik dan mancanegara.
Bert Colijn, ekonom senior ING, mengatakan, "Walaupun pertumbuhan gaji terus meningkat dengan laju mantap, merefleksikan kondisi pasar tenaga kerja yang membaik, (tetapi) perusahaan-perusahaan terus menerus enggan untuk memperhitungkan kenaikan biaya (produksi) ke konsumen. Karenanya, outlook inflasi tetap lesu. Dengan efek basis (harga) energi memperburuk outlook dalam beberapa bulan ke depan, headline inflasi akan terus mengalami tekanan penurunan."