Seputarforex.com - China menjadi kata kunci di pasar emas hari ini. Utamanya setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bersedia mengundurkan deadline penerapan tarif impor tambahan atas barang-barang dari China. Hal itu membuat harga emas tertahan di kisaran 1,300 dan mengalami kenaikan tipis. Di sesi perdagangan Rabu (13/Februari) jelang tengah malam, grafik harian XAU/USD naik tipis 0.09 persen ke 1,311.62. Level tersebut terkonsolidasi sejak tanggal 29 Januari.
Sementara harga emas spot yang merefleksikan perdagangan emas bulion (emas fisik), naik 0.2 persen ke $1,313.91 per ounce pada pukul 23:30 WIB. Sedangkan harga emas futures untuk pengiriman April di Comex New York, naik 0.2 persen pula ke $1,317.15 per ounce.
Emas dan Dolar AS saling berlomba menjadi safe haven yang menarik di tengah perang dagang. Dalam beberapa hari terakhir, kedua aset investasi tersebut menunjukkan pergerakan yang choppy, seiring dengan respon para investor terhadap isu negosiasi perdagangan AS-China.
Trump Inginkan Kesepakatan Yang Sesungguhnya
Setelah mengklarifikasi bahwa dirinya tak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret, Trump mengembuskan angin segar dengan mengatakan bahwa ia bersedia memundurkan tenggat waktu penerapan bea impor sedikit lebih lama. Dengan syarat, progres negosiasi mengarah pada kesepakatan riil yang dapat disetujui oleh AS.
"Segala sesuatu yang berhubungan dengan (negosiasi perdagangan dengan) China berjalan lancar," kata Trump di White House pagi tadi. "China sudah ingin sekali membuat kesepakatan. (Sedangkan) saya menginginkan kesepakatan yang riil, bukan hanya kesepakatan yang-- Anda tahu, terpoles baik untuk satu tahun saja. (Padahal) Kita memiliki peluang untuk membuat kesepakatan besar dengan China."
Menanggapi hal tersebut, analis ActivTrades, Carlo Alberto De Casa, mengatakan bahwa lonjakan harga emas ke atas 1,325 dapat memicu kenaikan baru. Namun, pergerakan tersebut masih dapat menunggu perkembangan negosiasi AS-China lebih lanjut, dan data-data makroekonomi yang mengonfirmasi perlambatan global.
