Berita ekonomi yang rilis pada hari Kamis (23/2) datang dari laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang merilis data Jobless Claims pada minggu lalu dengan menunjukkan kenaikan tipis. Pada pukul 20:53 WIB malam ini, Greenback terpantau bergerak melemah terhadap sebagian major currency terutama Euro, Sterling dan Yen.
Departement of Labor melaporkan jumlah warga AS yang mengisi formulir permohonan tunjangan pengangguran 244k untuk perhitungan yang berakhir pada tanggal 18 Februari lalu. Jumlah tersebut berarti telah terjadi penambahan 6k dari data sebelumnya 238k yang direvisi turun dari 239k. Sementara itu ,nilai median forecast ekonom melalui polling Reuters sebelumnya memprediksi Jobless Claims AS akan bertambah 242k.
Secara keseluruhan, tidak ada hal yang mengejutkan dari rilis Jobless Claims AS yang rilis pada awal sesi New York malam ini. Namun bila mengacu pada jumlah rata rata 4 minggu atau four week average menunjukan trend laju Jobless Claims di Negeri Paman Sam menurun, dengan jumlah 241k yang merupakan level terendah sejak 1973 lalu.
Pasca rilis data Jobless Claims, pergerakan Dollar AS terpantau mengalami penurunan cukup signifikan. Hasil Notulen Rapat FOMC tadi malam tidak memberikan dorongan terhadap prospek kenaikan suku bunga membuat perhatian pelaku pasar kini tertuju pada simpang siur-nya kebijakan ekonomi Presiden Trump yang dijadwalkan berbicara di depan Kongres pekan depan.
Pair EUR/USD bergerak meninggi, berada di level 1.0578 sembari melanjutkan penguatan selama dua hari beruntun. Sementara itu, GBP/USD di awal sesi New York malam ini menanjak cukup signifikan diperdagangkan pada level 1.2509 yang merupakan level tertinggi sejak awal pekan.