Price Action merupakan pembelajaran analisis teknikal tanpa menggunakan indikator. Analisis ini hanya mengandalkan harga dan pergerakannya. Setelah adanya pengumuman The Fed pekan lalu yang memicu penguatan dolar AS, pasar tampak seolah-olah sedang mengoreksi pergerakan jangka pendeknya. Hal ini dapat ditengarai sebagai akhir dari kekhawatiran investor akan pelonggaran The Fed, yang lebih cepat dari perkiraan.
Sentimen Pasar
Prediksi John Williams, kepala Fed San Francisco, tampaknya menjadi nyata. Pada Jumat lalu (22 Februari) pasar memperlihatkan kemungkinan bahwa ia akan mendapatkan kelonggaran, sesuai dengan komentar yang pernah dilontarkan oleh Williams. Ia pernah mengingatkan pasar jika program pembelian obligasi kemungkinan akan aktif sampai setidaknya akhir tahun.
Namun pada Senin lalu (25 Februari), perubahan mulai terjadi. Atau setidaknya sebuah gelombang perubahan kecil mulai muncul. Tiga isu besar terjadi pada minggu ini:
1. Kesaksian Bernanke di depan Senat (yang banyak ditunggu banyak pihak karena adanya kekhawatiran yang dipicu oleh adanya rilis data pekan lalu),
2. "Penyitaan" yang akan terjadi di Amerika Serikat,
3. Pemilihan umum di Italia, yang diharapkan akan dimenangkan oleh siapapun kecuali Silvio Berlusconi.
Hasil awal pemilu Italia seolah-olah menunjukkan bahwa ekspektasi pasar akan terpenuhi, ketika Berlusconi dipastikan tidak akan menang. Meskipun demikian, berita ini masih simpang siur dan belum dapat dipastikan karena hasil pemilu Italia masih belum diumumkan.
Pasar membenci ketidakpastian, dan mungkin pasar membenci Berlusconi sama seperti kebenciannya pada ketidakpastian. Setelah beberapa skandal dan tuduhan terhadap mantan Perdana Menteri Italia, Berlusconi mengundurkan diri. Di saat yang sama Italia sedang terlibat dalam pergolakan awal dari Krisis Utang Eropa. Berlusconi beralasan bahwa ia meninggalkan kantor karena cintanya kepada politik Italia. Dia digantikan oleh Mario Monti, yang memiliki niat dan tujuan untuk memperbaiki sistem keuangan Italia. Monti berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik. Setidaknya, ia membantu memperlambat krisis yang sedang berlangsung di zona euro, yang kemudian mengatasi permasalahan utang Italia.
Sementara Berlusconi tidak memenangkan pemilu Italia, ia menerima cukup suara untuk mencegah pihak yang menentang dirinya agar tidak mendapat suara mayoritas di Parlemen Italia. Ini berarti pemerintah kemungkinan perlu mengambil langkah-langkah tambahan untuk menemukan stabilitas, baik melalui pemilihan tambahan (seperti Yunani), atau beberapa jenis kesepakatan pembagian kekuasaan.
Satu hal yang tampaknya menarik pada berita pada Senin (25 Februari) adalah Berlusconi kembali pada perannya, sebagai pengambilan keputusan dalam politik Italia. Dengan kukuh ia menyampaikan penolakan terhadap tuntutan Penghematan Bank Sentral Eropa, yang mendorong terjadinya perselisihan antara Italia dan Jerman.
Rilis news pada Senin ini menambah ketidakpastian terhadap kondisi politik.
Sementara pada 1 Maret program belanja besar-besaran direncanakan akan dipotong tanpa penggantian atau program alternatif lainnya.
Trading dengan Breakout
Rilis news di atas menunjukkan adalah ketidakpastian yang kemudian berimbas pada peningkatan volatilitas pasar. Dalam keadaan tersebut, breakout dapat menjadi alat yang tepat untuk digunakan dalam memasuki trading ketika volatilitas meningkat. Bagi trader yang ingin mencari peluang dalam pembalikan jangka pendek, EUR/JPY mungkin adalah pair yang tepat mengingat jumlah volatilitas selama seminggu terakhir cukup tinggi.
Fakta bahwa pair EUR/JPY menunjukkan kecenderungan naik tinggi, mengindikasikan bahwa pair ini bisa saja mengalami pelemahan dengan tiba-tiba. Ia akan bergerak turun dengan drastis ketika pembalikan harga terjadi, sebagai akibat tingginya tingkat volatilitas.
- Breakout EUR/JPY berada di 118.65
- Stop di 120.15
- Target Profit 1 di 117.00
- Rasio laba dan rugi yang bisa diterapkan pada harga ini adalah 1:1