Kegagalan Eropa Akibat Pemilihan Umum Italia

Para pemimpin Eropa menuntut agar anggota euro melakukan pemotongan anggaran guna mengakhiri krisis utang seperti Italia yang lebih dekat ke pemilu baru setelah pemungutan suara anti penghematan pekan lalu mengakibatkan kebuntuan politik.



Para menteri keuangan dari blok 17 anggota mata uang tunggal bertemu di Brussels hari ini membahas isu-isu termasuk bailout Siprus. Di Roma, seorang pembantu pemimpin Partai Demokrat Pier Luigi Bersani mengatakan negara itu mungkin perlu untuk mengadakan pemilihan umum lagi di tahun ini setelah melewati undang-undang pemilu yang baru.

"Sekarang di Eropa, setelah pemilu Italia terjadi, tampaknya sekarang ada kasus kedua yaitu soal penghematan dan program tabungan atau pertumbuhan, tapi itu benar-benar omong-kosong," kata Kanselir Jerman Angela Merkel disebuah acara pada tanggal 1Maret.

Urusan Ekonomi Uni Eropa dan Moneter Komisaris Olli Rehn berkomentar pada akhir pekan ini, dikatakan oleh Der Spiegel bahwa tidak ada ruang untuk membiarkan pemborosan kecuali untuk melakukan disiplin anggaran.

Ketidakstabilan politik Italia, setelah pemilu minggu lalu berakhir dalam hitungan empat arah, mengancam untuk menyalakan kembali kekhawatiran tentang pendalaman krisis utang. Pemilih di ekonomi terbesar ketiga blok itu memberontak terhadap Jerman yang menggalakkan inspirasi mengenai langkah-langkah penghematan.

Gambaran Italian
Obligasi Italia yang bertenor 10 tahun naik ke tiga minggu dibulan lalu, melompat 34 basis poin menjadi 4,79 persen. Namun, obligasi Spanyol rally bersama dengan surat berharga Yunani dan Portugal. Terdengar kabar spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa dapat meredakan kepanikan pasar tahun lalu dengan janji untuk membeli utang serta akan mempertahankan kontrol atas krisis utang selama tiga tahun.

Presiden Italia Giorgio Napolitano mengatakan kepada para pemimpin politik untuk mengedepankan kepentingan publik dan reputasi internasional negara. Bersani, faksi yang memenangkan suara terbanyak, telah menolak bekerja sama dengan mantan perdana menteri Silvio Berlusconi, mempertanyakan apakah ia dapat bekerja sama atau tidak, hal ini masih diragukan.

Italia mungkin mengadakan pemilihan baru tahun ini jika Bersani dan Partai Demokrat gagal untuk menemukan dukungan yang cukup di parlemen membentuk pemerintahan, Stefano Fassina, juru bicara kebijakan ekonomi kelompok, mengatakan kepada Sky TG24 TV kemarin.

Tidak ada alternatif lain selain untuk mengadakan pemungutan suara baru "dalam beberapa bulan" harusnya Bersani gagal untuk menemukan mayoritas, katanya. "Kita harus cari nama presiden baru, mengubah undang-undang pemilu dan kemudian kembali ke jajak pendapat sesegera mungkin."

Ada Cambuk
Pemilihan menunjukkan para pemilih menolak kebijakan penghematan Perdana Menteri Mario Monti dan pemerintah teknokratis baru bukanlah jawabannya, kata Fassina. Wilayah euro tidak pada jalan yang benar untuk mengakhiri krisis utang, katanya.

"Kami tidak akan memecahkan masalah pertumbuhan hanya dengan menumpuk utang baru," kata Rehn Spiegel dalam sebuah wawancara.

Menteri Euro akan membahas isu-isu termasuk permasalahan Siprus, yang sejak Juni telah dalam pembicaraan untuk menerima paket penyelamatan kelima blok itu. Para menteri ingin mencapai kesepakatan pada bulan berikutnya setelah pemilih di pulau Mediterania pekan lalu terpilih Nicos Anastasiades menjadi presiden baru.

Beberapa Solusi
Anastasiades memilihh untuk menghidupkan kembali pembicaraan yang terhenti mengenai Cyprus dan mencari bantuan hampir 18 miliar euro ($ 24 miliar). Negosiasi telah terhambat oleh isu-isu seperti penjualan aset negara, kehadiran kekayaan Rusia dan prospek writedown utang.

Rehn mengatakan bantuan ke Siprus sangat penting, karena jika default akan mengakibatkan keluar negara itu dari kawasan euro. "Saya yakin bahwa kami akan menemukan solusi yang membahas keprihatinan semua negara euro," kata Rehn.


_______________________
sumber : Bloomberg.com