EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 38,135.88   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 15 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 15 jam lalu, #Saham AS

Kemelut Global Meningkat, Harga Emas Menuju Tertinggi Dua Bulan

Penulis

Meski demikian, harga emas ANTAM hari ini dikabarkan stabil pada Rp 595,000 per gram, demikian pula harga buyback tetap Rp 542,000 per gram, sama dengan hari Senin.

Seputarforex.com - Harga Emas naik makin tinggi pada perdagangan hari Selasa pagi ini (6/6) setelah ditutup menguat kemarin. Pasar finansial global masih menelaah situasi pasca serangan teroris di London Bridge dan perpecahan diplomatik di Timur Tengah, sembari menantikan hasil dari sejumlah event penting minggu ini. Ketidakpastian yang tinggi membuat logam mulia banyak dicari.

Harga Emas - ilustrasi

 

Gold Makin Kukuh Versus Latar Belakang Dolar

Saat berita ini ditulis, Gold Spot XAU/USD diperdagangkan di kisaran 1284.80, tertinggi sejak 22 April. Harga kontrak-kontrak berjangka emas sudah meninggi sejak akhir pekan lalu setelah data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan performa mengecewakan, sehingga memukul kurs Dolar dan meningkatkan minat investor pada Emas.

Data ekonomi AS yang dirilis hari Senin pun tak terlalu memuaskan. Produktivitas sektor Non-Pertanian AS dilaporkan tak berubah sama sekali selama kuartal pertama tahun 2017 dan justru terpantau menurun 0.6% secara tahunan. Pesanan Pabrikan di bulan April sesuai ekspektasi menurun 0.2% MoM, lebih buruk dibanding pencapaian 1% di bulan sebelumnya. Sementara itu, Indeks PMI Non-Manufaktur ISM pun turun tipis ke 56.9 dari 57.5.

Angka-angka tersebut dikhawatirkan dapat mengusik laju kenaikan suku bunga AS tahun ini, meski kenaikan pada bulan Juni ini tetap dilakukan oleh bank sentralnya, Federal Reserve (FED). Keraguan tersebut mendukung harga Emas sebagai aset dengan imbal hasil tak berbentuk bunga.

 

Nantikan Kamis Penuh Agenda

Saat ini, pasar masih memantau reaksi negara-negara ekonomi besar menanggapi serangan teroris di London Bridge serta perpecahan antara negara-negara utama di Timur Tengah. Di samping itu, sejumlah event yang diagendakan pada hari Kamis juga dinantikan dengan hati-hati, diantaranya:

  • Rapat Kebijakan Moneter Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB).
  • Kesaksian mantan direktur FBI James Comey di hadapan Komite Intelijen Senat AS mengenai dua topik penting, yaitu investigasi atas keterlibatan Rusia dalam pemilu AS serta dugaan upaya intervensi Presiden Trump dalam investigasi tersebut.
  • Pemilu Parlemen Inggris.

Harga Emas sebagai aset lindung nilai biasanya naik ketika kondisi risiko pada instrumen finansial lainnya meningkat.

 

Harga Emas Antam Dibebani Aksi Jual Jelang Lebaran

Meski demikian, harga emas ANTAM hari ini dikabarkan stabil pada Rp 595,000 per gram, demikian pula harga buyback tetap Rp 542,000 per gram, sama dengan hari Senin. Menurut Deddy Yusuf Siregar, Analis dari PT Asia Tradepoint Futures, harga emas Antam kemungkinan terbebani oleh aksi jual yang kerap timbul jelang Hari Raya Idul Fitri, sehingga tak hanya terpengaruh oleh kondisi harga emas dunia saja.

Sebagaimana dikutip oleh Kontan, Deddy mengatakan, "Harganya kan sudah naik dan pelaku pasar butuh tambahan biaya untuk memenuhi kebutuhan lebaran, maka aksi jual ini banyak terjadi di pasar dan buruk imbasnya bagi harga". Walaupun, ia tak menampik bahwa pengaruh sisi eksternal bisa lebih besar, sehingga harga emas masih memiliki peluang untuk naik lagi dalam sepekan mendatang.

279197
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.