EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,174.72   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 5 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 5 jam lalu, #Saham Indonesia

Kemerosotan PMI Caixin Patahkan Reli AUD/USD

Penulis

PMI Caixin mengindikasikan buruknya perlambatan aktivitas pabrikan di China, sehingga memicu pelemahan AUD/USD dan USD/CNY.

Pasangan mata uang AUD/USD mencatat penurunan sebesar 0.45 persen pada kisaran 0.7241 di awal sesi Eropa hari Jumat ini (1/Februari), setelah dipublikasikannya serangkaian data ekonomi dari Australia dan China. Padahal, Aussie baru saja mencapai level tertinggi sejak tanggal 6 Desember, pada hari Kamis lalu. Pasangan mata uang USD/CNY juga melonjak 0.65 persen ke kisaran 6.7393.

Secara khusus, laporan Purchasing Managers' Index (PMI) Caixin mengindikasikan buruknya perlambatan aktivitas pabrikan di China, walaupun data serupa yang dirilis pemerintah China kemarin menunjukkan angka relatif lebih baik. Hal ini membangkitkan kembali kekhawatiran pasar soal perlambatan ekonomi dunia dan efek perang dagang.

Kemerosotan PMI Caixin Patahkan Reli AUD/USD

 

Penurunan Terburuk Dalam Tiga Tahun

Berdasarkan survei IHS Markit dan Caixin atas perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, PMI untuk sektor manufaktur China tumbang dari 49.7 menjadi 48.3 dalam bulan Januari, lebih buruk ketimbang estimasi awal yang dipatok pada 49.5. Ini merupakan penurunan paling drastis dalam tiga tahun terakhir.

Data berlawanan dengan PMI Manufaktur versi pemerintah yang dirilis kemarin dan menunjukkan perbaikan dari level 49.4 menjadi 49.5. Hal ini dapat dipahami sebagai akibat dari perbedaan responden, karena survei pemerintah menargetkan perusahaan-perusahaan berskala besar (bukan UKM). Namun, ini berarti bahwa UKM menanggung tekanan terbesar di tengah perlambatan ekonomi China, walaupun pemerintah telah meluncurkan serangkaian stimulus moneter dan fiskal.

"Secara keseluruhan, kebijakan ekonomi yang melawan siklus belum menghasilkan efek signifikan," demikian dicatat oleh Zhengsheng Zhong, direktur analisis makroekonomi di CEBM Group. Menurutnya, kenaikan PMI (versi pemerintah) terutama disebabkan oleh sentimen positif pasca "gencatan senjata" antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada 1 Desember lalu.

 

Data Ekonomi Lain Cenderung Beragam

Negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China yang dilaksanakan berdasarkan kesepakatan 1 Desember tersebut, telah berlangsung sejak hari Rabu lalu di Washington. Pelaku pasar masih menantikan kabar baru yang diharapkan dapat menopang minat risiko, sedangkan Presiden Trump terus menerus mengirim sinyal yang tak menentu.

Sementara itu, data domestik berdampak menengah yang dikeluarkan Australia hari ini cenderung beragam. AIG Manufacturing Index mengindikasikan perbaikan outlook iklim bisnis dari 49.5 menjadi 52.5 pada bulan Januari. Namun, inflasi produsen yang ditampilkan dalam data Producer Price Index (PPI) hanya meningkat 0.5 persen (Quarter-over-Quarter) pada kuartal IV/2018, di bawah estimasi kenaikan 0.6 persen yang diharapkan pasar.

287239
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.