EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.45/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,149.97   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 1 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 1 jam lalu, #Saham Indonesia

Khawatirkan Laju Inflasi, BOE Berpotensi Kembali Tunda Kenaikan Suku Bunga

Penulis

Peningkatan suku bunga Inggris hampir dipastikan akan kembali mengalami penundaan terkait dengan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi Inggris saat ini. Deputi Gubernur BOE, Jon Cunliffe, menyatakan bahwa laju inflasi yang kian melambat dan buruknya outlook perekonomian global saat ini telah menjadi bahan pertimbangan atas keputusan BOE untuk mempertahankan stimulus dan mempertahankan tingkat suku bunga acuan.

Peningkatan suku bunga Inggris hampir dipastikan akan kembali mengalami penundaan terkait dengan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi Inggris saat ini. Deputi Gubernur BOE, Jon Cunliffe, menyatakan bahwa laju inflasi yang kian melambat dan buruknya outlook perekonomian global saat ini telah menjadi bahan pertimbangan atas keputusan BOE untuk mempertahankan stimulus dan mempertahankan tingkat suku bunga acuan.

BOE berpotensi kembali tunda kenaikan suku bunga akibat melambatnya laju inflasi



Outlook Perekonomian Inggris Masih Meragukan

Pada pidatonya yang berlangsung kemarin (28/10) di Cambridge, Cunliffe menggunakan perlambatan tingkat inflasi Inggris sebagai bukti penurunan terhadap prospek ekonomi global. Ia juga berpendapat bahwa mempertahankan suku bunga acuan dan stimulus moneter adalah tindakan yang paling tepat untuk dilakukan, mengingat data upah tenaga kerja dan inflasi belum cukup kuat untuk mendukung kenaikan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter longgar ini juga diperkirakan akan berlangsung lebih lama dari periode yang direncanakan.

Senada dengan Cunliffe, Kepala Ekonom BOE Andy Haldane juga menyuarakan pesimismenya terhadap outlook perekonomian global saat ini. Baik Cunliffe maupun Haldane merupakan pendukung keputusan BOE untuk menahan suku bunga acuan di level 0.5%. Notulensi BOE yang rilis Oktober ini mengisyaratkan pilihan mereka dan mayoritas pembuat kebijakan lain yang semakin kukuh untuk menunda kenaikan suku bunga. Penyebab utama dari putusan tersebut adalah kekhawatiran akan pemulihan di Zona Euro yang dapat terhambat dengan adanya peningkatan suku bunga ini.

Nantikan Penguatan Data Upah Tenaga Kerja

Untuk rencana BOE terkait pemberian stimulus, Cunliffe mengatakan bahwa data yang menjadi fokus utama untuk dipertimbangkan saat ini adalah laporan tentang pertumbuhan upah tenaga kerja. Cunliffe sendiri masih berencana untuk menantikan hasil data yang lebih konkrit sebelum mengambil keputusan yang tepat tentang kelangsungan program stimulus BOE. Hal ini dikarenakan, persaingan dalam pasar tenaga kerja berpotensi untuk menunjukkan pencapaian yang berbeda dari periode sebelumnya, sehingga keputusan untuk beralih pada kebijakan uang ketat perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati. "Jika tingkat perekrutan tenaga kerja saja tengah mengalami penurunan, maka lebih baik menunggu indikasi penguatan yang lebih jelas dulu dari data pertumbuhan upah karyawan," demikian kata Cunliffe.

 

GBP/USD Flat

Atas pertimbangan tersebut, maka ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga Inggris akan semakin kelam. Hal ini tentu dapat memberikan tekanan terhadap GBP, yang masih diperdagangkan flat di 1.61221 terhadap USD untuk sesi trading hari ini. Pasar AS sendiri masih mengantisipasi rapat FOMC yang akan berlangsung besok.

Meski demikian, Cunliffe kembali menekankan jika langkah ini sangat berpotensi untuk diambil, mengingat dampak usaha penguatan inflasi akan lebih mudah diatasi daripada penurunan ekspansi atau penurunan inflasi ke level yang lebih rendah. Inflasi tahunan Inggris sendiri tercatat melambat di 1.2% dalam laporan bulan Oktober. Hasil ini lebih rendah dari perlambatan inflasi di 1.5% pada September lalu.

 

209478
Penulis

Alumni Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya yang sekarang menjadi pengisi konten artikel di seputarforex.com. Aktif menulis tentang informasi umum mengenai forex, juga terinspirasi untuk mengulas profil dan kisah sukses trader wanita.