EUR/USD 1.081   |   USD/JPY 151.210   |   GBP/USD 1.264   |   AUD/USD 0.651   |   Gold 2,210.98/oz   |   Silver 24.99/oz   |   Wall Street 39,780.98   |   Nasdaq 16,404.52   |   IDX 7,288.81   |   Bitcoin 69,455.34   |   Ethereum 3,500.12   |   Litecoin 93.68   |   Pound Sterling menghadapi tekanan di tengah kuatnya penurunan suku bunga BoE, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Menurut analis ING, EUR/USD berpotensi menuju 1.0780 atau mungkin 1.0750 di bawah Support 1.0800. , 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik ke dekat level 0.9060 karena penghindaran risiko, amati indikator utama Swiss, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD menarget sisi bawah selanjutnya terletak di area 1.2600-1.2605, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   BEI tengah merancang aturan tentang Liquidity Provider atau penyedia likuiditas untuk meningkatkan transaksi pada saham-saham di papan pemantauan khusus, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meraup pendapatan usaha sebesar $1.70 miliar pada tahun 2023, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) siap memasok 120,000 ton semen curah dalam satu tahun untuk memenuhi kebutuhan semen di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.1% menjadi 5,304, sementara Nasdaq 100 turun 0.1% menjadi 18,485 pada pukul 19:16 ET (23:16 GMT). Dow Jones turun 0.1% menjadi 40,119, 13 jam lalu, #Saham Indonesia

Kondisi Bisnis New Zealand Kian Memburuk, NZD/USD Terpuruk

Penulis

Para pebisnis semakin pesimis terhadap prospek ekonomi New Zealand, sehingga kian menekan NZD/USD di posisi terendah sejak tahun 2015.

Pasangan mata uang NZD/USD terguling ke level terendah baru pada 0.6303 di sesi Asia, setelah dipublikasikannya hasil survei yang menunjukkan bahwa pesimisme kian meluas di kalangan pebisnis New Zealand. Meskipun Kiwi berupaya rebound pada sesi Eropa, tetapi posisinya masih bercokol sempurna di level terendah sejak tahun 2015.

NZDUSD Daily

Survei outlook bisnis yang diadakan oleh ANZ Bank mencatat bahwa 52.3 persen responden memperkirakan kondisi bisnis akan memburuk tahun depan, naik dari 44.3 persen dalam survei bulan Juli. Lebih buruk lagi, sebanyak 0.5 persen responden memprediksi perusahaan mereka sendiri bakal menghadapi kemunduran, padahal masih ada 5 persen responden yang memperkirakan kondisi perusahaan bakal membaik hingga bulan lalu.

"Ini sebuah hasil (survei) yang mengejutkan, jelas sekali tentang itu. Sebagian besar komponen dan rincian laporan itu suram," kata Imre Speizer, seorang pakar strategi Westpac, sebagaimana dikutip oleh New Zealand Herald.

Survei juga menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi jatuh dari 1.81 persen menjadi 1.70 persen, level terendah sejak akhir tahun 2016. Karena bank sentral memiliki mandat untuk menjaga inflasi pada kisaran tengah 1-3 persen, maka hasil survei ini mengarah pada kemungkinan kegagalan bank sentral untuk mencapai target inflasi. Padahal, sekitar sepertiga hasil survei dikumpulkan oleh responden setelah bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada awal bulan ini.

Menurut Speizer, hasil survei ini akan mengecewakan bagi bank sentral New Zealand (RBNZ), karena "Ada banyak debat mengenai apakah pemangkasan 50 basis poin akan menjadi pendorong atau penekan (perekonomian). Anda sebenarnya bisa memberikan argumen (untuk) keduanya."

Bukannya mendorong masyarakat untuk berinvestasi karena suku bunga lebih rendah, pemangkasan suku bunga malah bisa membuat orang-orang kaget dan bertanya-tanya mengenai masalah sebesar apa yang membuat RBNZ mengambil langkah tersebut. Masalahnya, suku bunga RBNZ biasanya hanya diubah dengan besaran 25 basis poin, kecuali dalam situasi krisis seperti pasca gempa bumi Christchurch 2011.

289866
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.