Seputarforex.com - Memasuki sesi perdagangan Selasa (09/Okt) siang, nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS. Dibuka pada harga Rp15,223 per USD tadi pagi, Rupiah di pasar spot kini diperdagangkan di angka Rp15,249 per USD. Sedangkan menurut kurs referensi JISDOR, nilai tukar Rupiah berada pada harga Rp15,233 per USD.
Rupiah bukanlah satu-satunya mata uang Asia yang tergilas penguatan Dolar AS hari ini. Namun, masih ada satu mata uang Asia yang menguat terhadap Dolar AS hari ini, yakni Yuan. Meskipun kemarin sempat melemah karena pemotongan cadangan RRR oleh bank sentral, mata uang China tersebut menguat karena aksi ambil untung dari pelemahan kemarin.
Pelemahan Rupiah Karena Faktor Eksternal
Meski melemah, nilai tukar Rupiah hari ini masih sedikit lebih baik daripada kemarin, yang mencapai Rp15,252 per USD dan menjadi nilai tukar Rupiah terlemah sepanjang sejarah. Penyebab anjloknya nilai tukar Rupiah kali ini adalah data ketenagakerjaan AS yang membaik. Tingkat Pengangguran negara pimpinan Donald Trump tersebut turun dari 3.9 persen menjadi 3.7 persen pada bulan September. Menurut Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, apiknya data tersebut membuat Dolar AS menguat.
Selain itu, pernyataan ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, yang menilai kondisi perekonomian AS cukup mantap untuk mendukung inflasi dan kenaikan suku bunga secara gradual, makin membuat Dolar AS menguat.
Sedangkan menurut analis dari Asia Trade Point Futures, Andri Hardianto, pelemahan Rupiah juga terjadi karena melebarnya defisit transaksi neraca berjalan akibat kenaikan harga minyak dunia. Walaupun demikian, Andri optimistis Rupiah punya peluang menguat secara teknikal. Jika sudah menyentuh level psikologisnya, nilai tukar Rupiah dapat kembali turun ke level Rp 15,150–Rp15,220 per USD.
