EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 39 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 7 jam lalu, #Saham AS

Mengapa AS Tak Diperlakukan Seperti Negara Berkembang?

Penulis

Setelah 16-hari shutdown parsial pemerintah, nyaris terkena default utang negara, dan mengalami penurunan rating oleh agensi Cina, mengapa Amerika Serikat masih bertengger di puncak dan tidak mendapatkan perlakukan seperti negara-negara berkembang lainnya?Selama bertahun-tahun AS dibandingkan dengan negara berkembang dari beberapa isu. Mulai dari runtuhnya infrastruktur negara, jaminan

Setelah 16-hari shutdown parsial pemerintah, nyaris terkena default utang negara, dan mengalami penurunan rating oleh agensi Cina, mengapa Amerika Serikat masih bertengger di puncak dan tidak mendapatkan perlakukan seperti negara-negara berkembang lainnya?

Mengapa AS Tak Diperlakukan Seperti

Selama bertahun-tahun AS dibandingkan dengan negara berkembang dari beberapa isu. Mulai dari runtuhnya infrastruktur negara, jaminan kesehatan, hingga pendidikan. Kini, pasca 16-hari shutdown pemerintah dan nyaris terkena default utang negara, pasar kembali membandingkan kondisi AS dengan negara berkembang. Terutama ketika agensi Cina, Dagong, menurunkan rating AS dan memberi prospek negatif.

James Sullivan, Kepala riset ekuitas JP Morgan, mengungkapkan jika negara lain melakukan permainan politik seperti yang dilakukan oleh AS, dapat dipastikan mata uang negara tersebut akan hancur dan obligasi pemerintah akan anjlok di level terendah.

Lalu mengapa AS tidak mengalami hal tersebut? Jawabannya menurut Sullivan adalah tak seorang pun dapat membiarkan hal tersebut terjadi. Tak seorang pun di pasar yang tega melihat Dolar AS melorot. Sullivan berargumen, penyebab dari sikap pasar tersebut adalah status dolar sebagai cadangan mata uang yang terlalu-besar-untuk-dibiarkan-gagal. Akan tetapi bukan hanya itu saja latar belakang permasalahan ini.

Amerika Serikat, Negara Adikuasa
Menurut Boris Schlossberg, direktur manajer strategi Forex BK Asset Management, terlepas dari semua kekurangannya, AS tetaplah menjadi pasar terbesar, menyeluruh, dan paling transparan bagi para investor. Tak seorang pun bisa meremehkan nilai transparansi dalam pasar global.

Negara Adikuasa
Akan tetapi sifat pasar AS yang menyeluruh berarti aset negara pimpinan Presiden Obama tersebut tidak dinilai berdasarkan kondisi fundamental makro-ekonomi. Sehingga AS dapat berdagang tanpa terpengaruh kondisi perekonomian dan politik negara.

Pasar membutuhkan alternatif pengganti pasar keuangan AS, agar negara pimpinan Obama tersebut berdagang sesuai dengan kondisi perekonomian dan politik negara. Marie Owens Thomsen, senior ahli ekonomi Credit Agricole, berpendapat bahwa tidak lama lagi AS akan menemukan saingannya.

Thomsen menyorot potensi mata uang Cina sebagai mata uang mayor. Ia berpendapat, ketika Yuan Cina mulai dapat dikonversikan, maka banyak hal yang akan berubah dalam dunia pasar mata uang. Thomsen memperkirakan hal tersebut akan terjadi pada tahun 2030, di mana sistem keuangan akan sangat berbeda dari sekarang.

Sementara itu, beberapa ekonom lainnya memilih untuk menarik garik tegas atas status AS sebagai negara maju. Salah satu di antara mereka adalah Ramin Toloui, wakil kepala manajemen portofolio pasar di Pimco. Menurut Toloui, sangat tidak masuk akal membayangkan AS sebagai negara dengan masalah keuangan yang sangat serius.

Toloui menukil beberapa faktor, di antaranya pendapat per kapita, kekuatan persepsi institusi, dan status Dolar AS sebagai mata uang cadangan. Ia menyatakan bahwa secara empiris dan menurut sejarah terdapat perbedaan antara kemampuan negara maju dan negara berkembang dalam mengelola utang.

Berdasarkan pengamatannya, Toloui menengarai kecenderungan yang cukup tinggi pada permintaan pasar untuk memiliki aset-aset AS. Namun, ia menambahkan, hal tersebut tidak boleh menjadi alasan para pemimpin politik untuk bersikap tak acuh terhadap pertumbuhan ekonomi negara dan pemicu utang.

Beberapa Hal Yang Mendukung Status AS Sebagai Negara Maju
Dari kacamata soft asset, AS masih menjadi negara berpendidikan terbaik dengan tenaga kerja yang paling produktif di dunia. Pemerintah telah bekerja dengan baik untuk menghilangkan keragu-raguan pasar atas wibawa AS. Namun dari perspektif hard asset, AS masih membutuhkan investasi infrastruktur yang masif.

"Kelebihan lain AS adalah tingginya standar kehidupan dan pendapatan per kapita penduduk. Dua poin ini secara universal sangat bagus, sehingga akan sulit membandingkan perekonomian AS dengan perekonomian negara berkembang." Ujar Thomsen.

Satu-satunya yang mengkhawatirkan adalah tingkat perubahan reformasi struktural AS yang tidak secemerlang standar kehidupan dan pendapatan per kapita masyarakat.

Thomsen mengungkapkan bahwa negara yang akan unggul adalah negara-negara yang melakukan reformasi struktural dengan serius, atau memiliki momentum yang terbaik pada tingkat kurs Dollar. Dan momentum tersebut kebanyakan terjadi di Jepang, Cina, dan Eropa ketimbang di Amerika Serikat. "Hal itulah yang membuat negara pimpinan Presiden Obama ini ketar-ketir saat ini." Ucap Thomsen.

139202

SFTeam merupakan hasil kerjasama beberapa personel tim Seputarforex untuk menghadirkan liputan akurat dan bermanfaat bagi pembaca. Cakupan bahasan menyeluruh hingga menjangkau fundamental, teknikal, dan berbagai aspek trading forex lainnya.


Hari Suntono
jdi bisa disimpulin kalau AS jangan2 kaya dari utang. kmaren jga sempet baca dia ada debt ceilling yang sudah dinaikin limitnya 85x. itu ibarat anda punya kartu kredit dan anda yang punya bank nya. terus anda naekin limit kartu kredit dari bank anda sendiri seenak udel ..XD ..
Unknown
Tapi dia kaya dari utang dan dengan utang dia berusaha menguasai dunia dengan kekuatan dollar nya , dominasi dollarnya , kekuatan militer , kekuatan budaya nya. pokoknya ni negara dah kuat banget n buat negara2 lain klo negara ini jatoh bisa bahaya buat negara lain. mangkanya dia diistimewakan