Startup pembayaran berbasis Blockchain, Ripple, merilis laporan kuartal kedua tahun ini pada 24 Juli 2018. Data tersebut merinci beberapa informasi tentang kinerja perusahaan, dan menunjukkan bahwa mereka berhasil menjual token XRP senilai 75.53 juta USD, turun sebanyak 56% dari kuartal pertama. Meski demikian, Ripple masih menganggap periode ini sebagai kuartal terbaik karena ada peningkatan dalam hal basis pengguna dan peluang adopsi.
Peningkatan Yang Sangat Berarti Untuk Ripple
Sejak awal diluncurkan, Ripple menawarkan fitur transaksi lintas batas dan instan. Meskipun bagi beberapa orang Ripple hanyalah perusahaan dengan masa depan suram, tapi ada juga yang menganggapnya sebagai uang kripto yang mencoba untuk berintegrasi dan menyatu dengan dunia keuangan konvensional.
Meskipun terjadi penurunan signifikan pada penjualan XRP, terdapat peningkatan tipis dari penjualan XRP II, yang meningkat dari $16.6 juta ke $16.87 juta. Token keluaran anak perusahaan Ripple ini II dikhususkan bagi pengguna kripto di tingkat institusional, sehingga adanya kenaikan pada penjualan koin ini (walau hanya sedikit), merupakan sinyal positif bagi prospek Ripple dan adopsi XRP di masa depan.
Selain itu, Ripple menyambut sejumlah pengguna dan mitra baru termasuk Coil, penyedia solusi micropayment, dan Scooter Braun, seorang pengusaha dan manajer dunia entertainment yang ingin menggunakan XRP. Kedua kemitraan tersebut didukung oleh Xpring, program yang diprakarsai oleh Ripple untuk mendukung wirausahawan dan inovator yang ingin membangun ekosistem token XRP, sekaligus menciptakan nilai mereka sendiri.
Setelah Jeblok, XRP Siap Lepas Landas
Secara umum, XRP menderita kerugian yang signifikan di sepanjang awal tahun 2018. Kondisi ini sama seperti kapitalisasi pasar kripto, yang turun dari 603.7 miliar USD menjadi 254.7 miliar USD dalam waktu lima bulan. Meskipun penurunan itu terlihat sangat tajam, tapi pasar kripto kemungkinan akan menunjukkan sedikit peningkatan di kuartal ketiga, sejalan dengan harga Bitcoin yang sudah mulai pulih.
