EUR/USD 1.062   |   USD/JPY 154.510   |   GBP/USD 1.244   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,373.40/oz   |   Silver 28.39/oz   |   Wall Street 37,869.92   |   Nasdaq 15,841.79   |   IDX 7,164.81   |   Bitcoin 70,060.61   |   Ethereum 3,505.25   |   Litecoin 98.69   |   AUD/JPY jatuh mendekati level 99.00 di tengah kehati-hatian pasar, menunggu reaksi Israel terhadap serangan Iran, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Menurut data MCX, harga emas berpotensi naik hari ini, 4 jam lalu, #Emas Teknikal   |   EUR/USD tidak menunjukkan tanda-tanda pergerkan meski dalam kondisi Oversold, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level psikologis 1.0600 di tengah sentimen bearish, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) resmi melantai di BEI hari ini. Saham MHKI turun 10% ke posisi Rp144 per saham, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Emiten gas industri PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) mencetak peningkatan laba bersih sebesar 5.53% menjadi Rp4.73 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) mencatat pendapatan sebesar Rp439.3 miliar dengan laba bersih sebesar Rp58.25 miliar, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 kehilangan 1.21% berakhir pada 5,061, sedangkan Nasdaq kehilangan 1.79% menjadi 15,885. Dow Jones Industrial Average turun 0.66% menjadi 37,735, 10 jam lalu, #Saham AS

Minat Risiko Dominan, Euro Menguat Dekati High Empat Pekan

Penulis

Investor tampaknya mengabaikan konflik perdagangan antara AS-China, karena lebih fokus pada hasil positif rilis data fundamental AS maupun Uni Eropa.

Euro naik menuju level tertinggi sejak 14 Juni pada sesi perdagangan hari Senin (9/Juli), karena kembalinya risk appetite yang mendorong investor membeli aset berisiko. Hal ini menyusul rilis data pekerjaan AS yang beragam pada minggu lalu. juga ensi perang dagang yang terbukti belum menunjukkan dampak negatif terhadap momentum ekonomi global.

 

Minat Resiko Dominan, Euro Menguat

 

Hasil data ketenagakerjaan AS akhir pekan lalu memicu gejolak yang berakhir pada pelemahan Greenback secara umum. NFP dirilis lebih baik dari ekspektasi, tapi tingkat pengangguran dan upah pekerja justru lebih buruk dari hasil periode sebelumnya, juga mengecewakan ekspektasi pasar. Kondisi ini mengakibatkan tarik ulur posisi investor, yang pada akhirnya tidak berakhir mengunntungkan bagi Dolar AS. Terbukti, USD mengawali pekan ini di level rendah, sebagai dampak dari gejolak pergerakan setelah rilis data ketenagakerjaan akhir pekan lalu.

Di sisi lain, investor tampaknya mengabaikan konflik perdagangan antara AS-China yang semakin memburuk. Hal ini karena Gedung Putih resmi membebankan tarif tambahan sebesar 34 miliar terhadap impor barang barang dari China pada pekan lalu. Meski demikian, para pelaku pasarlebih fokus pada rilis data fundamental baik dari AS maupun Uni Eropa. Selain data ketenagakerjaan AS, rilis data ekonomi terbaru dari negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Uni Eropa, Jerman, menunjukkan pemulihan ekspor yang direspon positif oleh pasar.

 

Dolar AS Berusaha Melawan

Sejak sesi perdagangan Asia, Greenback terpantau melemah cukup tajam terhadap sebagian major currencies. Namun pada pukul 20:56 WIB, Greenback terlihat berusaha menguat setelah melemah sejak tadi pagi. Pair EUR/USD berada di level 1.1766, berusaha menjauhi level High harian pada 1.1790 yang tersentuh di awal sesi New York.

Upaya perlawanan Dolar AS juga terlihat pada GBP/USD yang turun menjauhi level tertinggi harian, dan kini diperdagangkan pada 1.3297. Sedangkan pair USD/JPY yang sepanjang hari berkonsolidasi dalam range sempit (berdasarkan time frame H1), mulai menguat dan berada pada level 110.67

284348
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.