EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.94/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.55   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

Minyak Menanjak, Obama Larang Pengeboran Migas Di Alaska

Penulis

Harga minyak menanjak lebih tinggi di tengah ekspektasi akan menurunnya inventori minyak mentah AS.

Seputarforex.com - Harga minyak menanjak lebih tinggi pada hari Rabu pagi ini (21/12) di tengah ekspektasi akan menurunnya inventori minyak mentah AS. Sementara itu, Presiden AS Barack Obama mengumumkan pelarangan pengeboran migas baru di perairan federal di kawasan laut Atlantic dan Arctic, sekitar Alaska.

 

Pengeboran Minyak Lepas Pantai Alaska

 

Trader Antisipasi Penurunan Inventori Minyak AS

Saat berita ini diangkat, minyak mentah WTI diperdagangkan di kisaran $53.58, naik 28 sen dari harga penutupan hari Selasa. Sementara minyak mentah berjangka Brent berada pada $55.57 per barel, atau meningkat 22 sen.

Trader yang diwawancarai Reuters mengatakan bahwa harga minyak yang lebih tinggi terutama dikarenakan oleh ekspektasi penurunan inventori minyak mentah AS yang laporannya akan dirilis nanti malam. Jeffrey Haley, analis dari OANDA Singapura, mengatakan bahwa persediaan minyak mentah AS dalam laporan US Energy Information Agency diharapkan menurun sebanyak 2.563 juta barel.

Estimasi tersebut didukung oleh data persediaan minyak mentah versi American Petroleum Institute yang dirilis hari Selasa, di mana disebutkan telah terjadi penurunan sebesar 4.15 juta barel. Angka tersebut lebih besar dari perkiraan awal -2.4 juta barel.

 

Obama Blokir Manuver Trump Untuk Genjot Pengeboran Di Alaska

Di sisi lain, Presiden Barack Obama pada hari Selasa melarang pengeboran migas baru di Alaska dengan menggunakan undang-undang tahun 1950an bernama "Outer Continental Shelf Act", yang memungkinkan presiden AS untuk membatasi area untuk pengeboran bahan tambang. Pelarangan efektif di kawasan seluas 46.5 juta hektar perairan federal di lepas pantai Alaska, tepatnya di laut Chukchi dan sebagian besar laut Beaufort; serta 1.5 juta hektar di laut Atlantik dari New England hingga Chesapeake Bay.

Dengan dideklarasikannya pelarangan pengeboran migas ini, maka pemerintahan Trump mendatang akan harus mengajukan permohonan ke pengadilan apabila ingin membatalkannya.

Donald Trump yang akan menggantikan Obama per 20 Januari, telah mengatakan akan memperluas pengeboran migas lepas pantai AS. Sebuah memo dari tim transisi-nya baru-baru ini memunculkan rencana untuk meningkatkan produksi di laut Chukchi, Beaufort, dan Atlantic. Namun, undang-undang tidak mengijinkan presiden AS untuk membatalkan pelarangan yang telah dideklarasikan oleh pendahulunya, sehingga akan sulit bagi pemerintahan Trump mendatang untuk merealisasikan rencana itu tanpa putusan pengadilan.

276764
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.