Ekonomi AS berhasil kembali menambah pekerjaan baru secara menyakinkan selama April 2017, berdasarkan data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja pada hari Jumat (5/5) awal sesi New York. Selain itu, Tingkat Pengangguran mencatat rekor rendah terbaru, menguatkan indikasi bahwa pasar tenaga kerja berada dekat Full Employment.
Non Farm Payroll AS bulan April menambah 211,000 pekerjaan baru, rebound secara signifikan bila dibandingkan periode Maret yang kala itu hanya mencatatkan pertumbuhan 79,000 (direvisi turun dari 98,000). Data NFP yang rilis malam ini sekaligus berada di atas ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan 194,000 pekerjaan di bulan April.
Pesatnya pertambahan pekerjaan baru disumbang oleh sektor perhotelan, rekreasi serta layanan bisnis Negeri Paman Sam yang tumbuh cukup menjanjikan. Tampaknya terjawab sudah bahwa anjloknya NFP Maret lalu lebih disebabkan oleh karena cuaca buruk yang juga berdampak pada data pembangunan rumah pada periode yang sama.
Jumlah pekerjaan baru yang terlihat rebound, bisa mendukung langkah Federal Reserve untuk menaikan suku bunga pada pertemuan Juni mendatang. Pertumbuhan ekonomi sementara selama kuartal pertama sebesar 0.7 persen diprediksi akan terus berkembang secara moderat.
Tingkat Pengangguran Sentuh Rekor Rendah
Bersamaan dengan rilis NFP April, Departemen Tenaga Kerja AS juga mempublikasikan data Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate) yang kembali turun 0.1 persen menjadi 4.4 persen --rekor terendah sejak 2007 atau sebelum krisis ekonomi global menerpa AS--, mematahkan ekspektasi ekonom yang memprediksi tingkat pengangguran akan bertambah 0.1 persen menjadi 4.6 persen.
Sementara itu, tingkat pertumbuhan upah per jam juga memperlihatkan pertumbuhan moderat sebesar 0.3 persen di bulan April. Membaiknya trend upah pekerja seiring dengan semakin ketatnya pasar tenaga kerja AS yang kini berada dekat kondisi Full Employment.
Pasca rilis data NFP April, pergerakan Greenback pada pukul 20:11 WIB terpantau cukup beragam terhadap major currency. Dollar AS terlihat bergerak melemah terhadap Euro dan Sterling. Fokus Investor sekarang ini sedang tertuju pada hasil pemilu Prancis pada akhir pekan ini yang akan menjadi katalis utama pergerakan mata uang Euro dan logam mulia.