EUR/USD 1.068   |   USD/JPY 154.360   |   GBP/USD 1.247   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,379.20/oz   |   Silver 28.58/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,166.81   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   EUR/USD terlihat akan melanjutkan pemulihan melampaui level 1.0700, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dolar As menjauh dari level tertinggi multi-bulan menjelang data tingkat menengah, 1 jam lalu, #Forex Fundamental   |   de Guindos, ECB: Penguranan pembatasan moneter adalah hal yang tepat jika kondisi inflasi terpenuhi, 1 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD melanjutkan pemulihan, target sisi atas pertama terlihat di level 1.0700, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 6 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 6 jam lalu, #Saham Indonesia

Notulen FOMC September Risau Inflasi, Dolar AS Anjlok Lagi

Penulis

Notulen Rapat FOMC bulan September yang baru dirilis tadi malam, gagal menopang Dolar AS meski tak mengusik kemungkinan kenaikan suku bunga.

Seputarforex.com - Notulen Rapat FOMC bulan September yang baru dirilis tadi malam, gagal menopang Dolar AS dan justru melemahkan mata uang adidaya dunia ini terhadap mata uang mayor lainnya. Meskipun tak mengusik probabilitas kenaikan suku bunga di akhir tahun, notulen tersebut mengungkap kekhawatiran anggota rapat kalau-kalau kondisi inflasi rendah akan berlangsung lama.

Dolar AS Anjlok Lagi

 

Cemas Akan Inflasi AS Dan Korea Utara

Dalam Notulen Rapat FOMC bulan September, terungkap bahwa mayoritas pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/FED) masih memproyeksikan adanya kenaikan suku bunga tahun ini, karena diperkirakan takkan ada guncangan yang membuat perekonomian "keluar jalur". Mereka juga menilai gaji pegawai masih akan terus meningkat.

Namun demikian, pada risalah tersebut disebutkan pula bahwa banyak pejabat FED khawatir kalau inflasi rendah ini tidak sementara. Bahkan, beberapa diantaranya menginginkan kenaikan suku bunga ditunda hingga inflasi beranjak lebih tinggi.

"Banyak peserta (rapat) mengekspresikan kemasygulan kalau pembacaan inflasi rendah tahun ini boleh jadi merefleksikan...dampak perkembangan yang bisa terbukti lebih persistent, dan dicatat bahwa dibutuhkan kesabaran dalam menghapus kebijakan akomodatif sembari menaksir tren inflasi," demikian dipaparkan FED dalam notulen.

Akibatnya, menurut Kathy Lien dari BK Asset Management, meski Fed Fund Futures bergeming pasca rilis Notulen Rapat FOMC bulan September, tetapi kalimat tadi membuat para trader mata uang dan obligasi menjadi ragu. Lebih lanjut, menurutnya, "Pada pekan di mana ketegangan (dengan) Korea Utara mencegah Dolar reli, kurangnya nada hawkish dalam notulen FOMC hanyalah alasan yang dibutuhkan oleh trader Forex untuk mendorong Dolar lebih rendah."

Kemarin, Menlu Korut Ri Yong-Ho mengatakan, Donald Trump "telah menyalakan sumbu perang" dan "kita perlu menentukan skor akhir hanya dengan api membara, bukan kata-kata". Sehingga ke depan, pelaku pasar kemungkinan akan terus memperhatikan perkembangan dari semenanjung Korea, di samping juga menantikan sejumlah data ekonomi penting dari Amerika Serikat.

 

JOLTs Mengecewakan

Sementara itu, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTs) terbaru juga mengecewakan. JOLTs yang menjadi barometer permintaan tenaga kerja di pasar AS, menunjukkan penurunan di bulan Agustus dengan pencapaian hanya 6.082 juta, di bawah ekspektasi 6.125 juta. Data periode sebelumnya pun direvisi turun ke 6.140 juta.

Menanggapi situasi ini, indeks Dolar AS (DXY) ditutup merosot dua hari berturut-turut kemarin ke 92.898 dari 93.290 di hari sebelumnya. Saat berita ditulis pada Kamis pagi ini (12/Oktober), indeks Dolar masih melandai ke kisaran 92.866. Pasangan mata uang EUR/USD melonjak ke 1.1868, tertinggi sejak 26 September. Pasangan USD/JPY menurun ke 112.39, juga di kisaran level terendah sejak akhir bulan lalu.

280550
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.